"Cuma harus mengakui permintaan maaf. Sebenarnya tidak lagi menyinggung masalah kronologis namun yang diinginkan oleh teman-teman IGD adalah permintaan maaf karena memviralkan itu," kata Yudha.
"Oleh karena itu mereka meminta permohonan maaf dari pak Ruslan yang permohonan maaf ini disiarkan (diberitakan). Dan Alhamdulillah Pak Ruslan menerima (permintaan maaf)," jsambung Yudha.
Yudha juga mengapresiasi sikap dr. Hery yang meminta maaf kepada keluarga pasien Ruslan atas dugaan kalimat yang buat tersinggung keluarga pasien.
Lebih lanjut Dokter Yudha menerangkan, Ruslan meminta maaf dengan tulus dan ikhlas atas kejadian tersebut termasuk tidak mengulangi lagi.
Dokter Yudha menyebutkan, keduanya sama-sama saling menerima permohonan maaf dan memastikan tidak akan ada saling lapor melapor karena akan panjang dan melelahkan.
Kabid PPSD RSUD Praya Ns Rohadi juga menyampaikan permohonan mohon maaf apabila dari tenaga kesehatan secara langsung maupun tidak langsung dalam bekerja tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
Pihaknya berharap segala aduan dapat ditempuh sesuai mekanisme. Terlebih, di RSUD Praya terdapat kehumasan, nomor aduan/barcode, dan kanal yang bisa diakses secara online.
"Jangan begitu komplain, langsung ekspose kemana-mana. Kami tidak anti kritik. Kami sangat menerima masukan dan kritikan. Kalau mau komplain, mari sesuai koridor. Profesi dokter harus dihargai. Bukan begitu cara komplain," tegas Rohadi.
Perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Lombok Tengah dokter Ade Irma sangat menyayangkan kejadian yang viral di media sosial.
"Teman-teman panas dengarnya. Tapi semua sudah terjadi. Harapannya bisa saling mengerti antara pelayan dan masyarakat yang dilayani," ucap dokter Ade
Menurut dia, kesalahpahaman cenderung terjadi saat proses gawat darurat. Dokter Ade menegaskan anamnesis atau proses pengumpulan data medis merupakan bentuk dari pelayanan.
"Dokter bertanya itu juga bagian dari pelayanan. Informasi itu menunjukkan kemana arah diagnosis pasien itu sendiri. Secara teori, 70 Sampai 80 persen penyakit diketahui dari proses anamnesis. Itu yang harus dipahami," beber dokter Ade.
IDI berharap ke depannya RSUD Praya menyiapkan lokasi tertentu sebagai wadah diskusi antara masyarakat dengan pihak rumah sakit.
"Jangan sampai masyarakat berhadapan dengan petugas. Jangan sampai hal serupa terulang lagi. Harapan kami profesi dokter ini dihargai. Kami selaku dokter terus berupaya melayani masyarakat semaksimal mungkin dan kami sudah disumpah untuk itu," tegas dokter Ade.
Baca juga: VIRAL Video Keluarga Pasien Diduga Lecehkan Profesi Dokter RSUD Praya Lombok Tengah
"Jangan karena kesalahan profesi kami dihujat. Teman-teman dokter garda terdepan. Kasihan sudah capek melayani terus direndahkan banyak orang. Lebih parah lagi di-update ke medsos," ujar dokter Ade menambahkan.