Berita NTB

Politik NTB 2024: Bubarnya Pasangan Zul-Rohmi hingga Mantan Dubes Jadi Gubernur

Penulis: Robby Firmansyah
Editor: Idham Khalid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan Gubernur NTB terpilih Iqbal-Dinda kala itu mendaftar mke KPU NTB, Jumat (30/8/2024).

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Perhelatan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 tuntas dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat (NTB), Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah mengumumkan pemenang untuk Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota.

Kontestasi politik tersebut tidak lepas dari banyaknya dinamika yang terjadi khususnya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB tahun 2024 ini, mulai dari pecahnya paket Zulkieflimansyah dan Hj Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) sampai menangnya sang mantan Duta Besar Lalu Muhamad Iqbal.

Tidak hanya itu dinamika politik di Bumi Gora juga diwarnai perebutan dukungan partai politik, sebelum keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat pencalonan kepala daerah hingga kandasnya pasangan Lalu Gita Ariadi dan Sukiman Azmi (Gasman) maju di Pilgub NTB.

1. Pecahnya Paket Zul-Rohmi di Pilgub NTB 2024

Usai pemilihan umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Legislatif, masyarakat mulai membicarakan bursa calon kepala daerah (Cakada) baik Gubernur maupun Bupati dan Wali Kota termasuk nama calon wakilnya.

Kabar pisahnya pasangan Zul-Rohmi mulai terdengar meskipun pada Maret 2024 lalu, Zul masih percaya diri bakal melanjutkan Zul-Rohmi jilid 2 pada Pilgub NTB kemarin.

"Tapi sejauh ini komunikasi dengan Buk Rohmi cukup baik, dan kami sepakat untuk melanjutkan Zul Rohmi Jilid 2 kalau ada gimik namanya orang kepingin," kata Zul, Rabu (20/3/2024).

Saat itu Zul sangat percaya diri untuk maju bersama Rohmi, berbekal delapan kursi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPRD Provinsi NTB ditambah tiga kursi dari Partai Perindo, pasangan ini hanya membutuhkan satu kursi untuk melengkapi persyaratan 13 kursi sebelum adanya putusan MK.

Namun pada akhir Mei 2024 Rohmi secara terbuka menyatakan maju sebagai calon Gubernur NTB, berpasangan dengan Bupati Kabupaten Sumbawa Barat dua periode HW Musyafirin.

"Saya memantapkan diri untuk berikhtiar untuk menjadi Calon Gubernur Nusa Tenggara Barat 2024-2029 berpasangan dengan bapak Dr H Musyafirin," kata Rohmi, Senin (27/5/2024) malam.

Baca juga: Momen Hangat Rohmi-Firin dan Cucu Usai Proses Pemungutan Suara Pilkada NTB 2024

Pada saat itu pasangan Rohmi-Firin ini baru didukung oleh Partai Perindo dan PDI-Perjuangan, dimana PDI-Perjuangan hanya memiliki empat kursi di DPRD Provinsi NTB. Artinya pasangan ini harus mencari tambahan kursi lagi untuk melengkapi persyaratan maju di Pilkada 2024.

Pecahnya pasangan ini membuat peta politik NTB berubah, semula H Suhaili Fadhil Tohir (Abah Uhel) memantapkan diri maju sebagai calon Gubernur NTB. Namun rupanya dia memilih maju sebagai calon Wakil Gubernur NTB berpasangan dengan Zul.

Bahkan pasangan ini menjadi yang pertama menggelar deklarasi sebagai pasangan yang akan maju di Pilgub NTB. Sementara pentang lainnya mantan Dubes Indonesia untuk Turki masih melakukan penjajakan nama calon Wakil Gubernur pada saat itu.

2. Berebut Partai Politik untuk Tiket Maju Pilkada

Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur ramai-ramai mendaftar ke partai politik, untuk mendapatkan surat B1KWK sebagai persyaratan mendaftar di KPU NTB.

Tim pemenangan bergerilya mulai daftar di tingkat daerah hingga loby ditingkat pusat, pada saat itu nama calon kepala daerah mulai mengerucut ke empat pasangan calon.

Pertama Hj Sitti Rohmi Djalilah dan HW Musyafirin (Rohmi-Firin), Zulkieflimansyah dan H Suhaili Fadhil Tohir  (Zul-Uhel), Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda), serta H Lalu Gita Ariadi dan Sukiman Azmi (Gasman).

Pasangan Iqbal-Dinda sudah didukung oleh sejumlah partai politik, sementara Rohmi-Firin berjuang mendapatkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk melengkapi jumlah kursia.

Zul-Uhel sudah aman dengan tiga partai pengusung yaitu PKS, Partai Nasdem dan Partai Demokrat. Sementara Gita-Sukiman masih berjuang mendapatkan partai pengusung.

Setelah dinamika yang panjang, Rohmi-Firin resmi mendapatkan dukungan dari PKB pada saat itu.

Ketua DPW PKB NTB Lalu Hardian Irfani mengatakan, komposisi duet Rohmi-Firin ini merupakan perpaduan dua organisasi masyarakat (ormas) yang ada di NTB. Rohmi dengan NWDI serta Musyafirin dengan Nahdlatul Ulama jadi alasan partai besutan Muhaimin Iskandar itu mendukung Rohmi.

"Jadi pasangan ini paket komplit perpaduan kekuatan dua ormas Islam yang ada di NTB," kata Miq Ari, saat dihubungi TribunLombok.com, Jumat (2/8/2024).

Namun pasangan Gita-Sukiman tak kunjung mendapatkan dukungan parpol, bahkan parpol yang memiliki kursi di DPRD Provinsi NTB pada saat itu sudah melabuhkan dukungan ke tiga paslon.

Namun Putusan Mahkamah Konstitusi membuat pasangan Gasman bisa bernapas panjang pada saat itu, MK membolehkan partai non seat (tanpa kursi) mencalonkan kepala daerah pilihannya dengan persyaratan yang sudah ditetapkan.

Dalam keputusan KPU NTB Nomor 66 Tahun 2024 tentang syarat minimal perolehan suara sah partai politik dan gabungan partai politik peserta pemilihan umum (Pemilu) 2024, untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur khusus di NTB sebesar 8,5 persen atau 262.378 dari akumulasi suara sah.

NTB sebagai salah satu daerah yang akan melaksanakan Pilkada serentak tahun 2024 ini, memiliki jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilu lalu sebesar 3,9 juta lebih pemilih.

3. Kandasnya Pasangan Gita-Sukiman

Meskipun MK mengabulkan permohonan partai tanpa kursi bisa mencalonkan diri dengan ketentuan yang sudah ditetapkan, namun pasangan Gita-Sukiman tetap gagal maju sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB.

Sebelumnya tim pemenangan Gita-Sukiman Lalu Athari Fathullah mengatakan, pasangan ini akan memberikan kejutan di detik-detik akhir pendaftaran di KPU NTB.

Ia juga pada saat itu mencoba melakukan komunikasi politik dengan partai-partai non seat tersebut, sembari terus melakukan komunikasi politik dengan partai-partai yang belum mengeluarkan B1 KWK.

"Pasti (komunikasi)," kata Athari, kepada TribunLombok.com, Rabu (21/8/2024).

Athar optimis sebelum pendaftaran bacagub dan bacawagub ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pekan depan, duet Gasman masih berpeluang maju di Pilgub NTB.

Kabar majunya Gita sebagai calon Gubernur NTB membuat dia dicopot dari jabatannya sebagai Penjabat Gubernur NTB, lalu diganti oleh Hassanuddin hingga saat ini.

Baca juga: Kaleidoskop Politik 2024 Lombok Timur: Berjayanya NW di Pemilu hingga Kemenangan Iron-Edwin

"Beredar berita (diganti) yang menyeruak tadi malam benar adanya, apa yang beredar tadi malam sudah melalui proses diskusi panjang," kata Gita, Sabtu (22/6/2024).

Gita mengaku dirinya tidak terkejut dengan berita pergantian dirinya tersebut, sebab ia sudah mempersiapkan surat pengunduran diri sebagai Pj Gubernur NTB dan akan diserahkan pada saat evaluasi ketiga pada 26 Juni mendatang.

Namun karena pergantian tersebut terjadi sebelum evaluasi berlangsung, Gita batal menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Pj Gubernur NTB.

4. Mantan Dubes Jadi Gubernur NTB

KPU NTB secara resmi menutup pendaftaran calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB pada 29 Agustus pukul 23:59 WITA, sampai saat itu hanya ada tiga paslon yang mendaftar.

Setelah penetapan paslon dan pencabutan nomor urut, pasangan Rohmi-Firin mendapatkan nomor urut 1, pasangan Zul-Uhel nomor urut 2 dan pasangan Iqbal-Dinda nomor urut 3 mereka mulai bergerilya untuk mendulang dukungan.

Iqbal sebagai pendatang baru pada saat itu nampaknya tidak bisa dipandang sebelah mata, sejak 2023 mantan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri itu rajin silaturahmi dengan sejumlah tokoh di NTB.

Setelah resmi mendaftar di KPU pergerakan Iqbal bersama tim pemenangan dan relawan semakin masif, bahkan dapat dikatakan ia start dari titik nol dibandingkan dua paslon pesaingnya yang memiliki pengalaman menjabat selama lima tahun.

Puncak pembuktian mantan Dubes itu pada 27 November 2024, ia berhasil unggul dengan persentase kemenangan 40 persen lebih atau unggul di delapan kabupaten/kota di NTB.

Pasangan nomor urut 1 Hj Sitti Rohmi Djalilah dan HW Musyafirin (Rohmi-Firin) mendapatkan 775.937 suara.

Paslon nomor urut 2 H Zulkieflimansyah dan H Suhaili Fadhil Tohir (Zul-Uhel) mendapatkan 887.791 suara dan paslon nomor urut 3 H Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) mendapatkan 1.163.194 suara.

"Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB ini ditetapkan sekaligus sebagai pengumuman," kata Ketua KPU NTB Muhammad Khuwailid, Jumat (6/12/2024).

Usai dinyatakan menang oleh KPU, Iqbal langsung melakukan silaturahmi dengan Pj Gubernur NTB Hassanuddin dan jajaran kepala OPD lingkup Provinsi NTB.

Iqbal yang ditemui usai pertemuan tersebut mengatakan, pertemuan tersebut silaturahmi biasa dengan jajaran Pemerintah Provinsi NTB setelah dirinya unggul berdasarkan hasil hitung cepat.

"Kunjungan kesini inisiatif saya, memperkenalkan diri kepada pak Pj yang sudah beberapa bulan ini mengurus daerah kita," kata Iqbal.

Dalam pertemuan tersebut mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Turki itu, menanyakan beberapa hal mengenai program-program pemerintah yang sedang berjalan.

Terlebih dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi NTB akan menetapkan anggaran untuk tahun 2025, sehingga hal tersebut perlu disesuaikan dengan program-program pemerintah yang baru juga.

(*)

Berita Terkini