Pilgub NTB 2024

Kenapa Bang Zul Gemar Kuda Sampai Punya Peternakan dan Jagoannya Kerap Menang Pacuan?

Penulis: Andi Hujaidin
Editor: Wahyu Widiyantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Gubernur NTB Nomor Urut 1 Zulkieflimansyah bersama kuda peliharaannya. Zul mengungkap di samping untuk olah raga, berkuda juga dapat menghilangkan kejenuhan dalam beraktivitas.

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Calon Gubernur NTB Zulkieflimansyah terlihat kerap bersentuhan dengan kegiatan berkuda. 

Bang Zul, sapaan karibnya, menginisiasi berbagai event pacuan kuda di antaranya yang digelar di Arena Pacuan Kuda Angin Laut Desa Penyaring Sumbawa, 13 Oktober 2024.

Begitu juga dengan kegiatan pacuan kuda di Lapangan Pacuan Kuda Sesake, Desa Batujai, Lombok Tengah. 

Lalu apa yang membuat Bang Zul gemar pacuan kuda?

“Warisan terbesar dari pacuan kuda itu adalah persahabatan, ini menyebabkan sahabat-sahabat, orang tua kami dulu biasanya selalu berkumpul di pacuan kuda itu,” kata Zul.

Zul berharap warisan itu bisa tetap terjaga di masyarakat NTB dengan penyelenggaraan berbagai event pacuan kuda.

“Itu secara rutin akan kita lakukan, sehingga persaudaran, persahabatan itu bisa direkatkan dengan pacuan kuda itu,” kata Zul.

Baca juga: Atasi Kemacetan Mataram-Lotim, Zul-Uhel Janji Bangun Bypass Jalan Lingkar Utara

Politisi PKS ini menambahkan, lomba-lomba olahraga pacuan kuda kini sering diadakan di NTB, seperti di Dompu, Bima, Sumbawa dan Lombok.

Menurutnya, hal tersebut berhasil meningkatkan minat masyarakat NTB terhadap olahraga pacuan kuda.

Ia yakin nantinya pacuan kuda akan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di NTB.

“Minat masyarakat terhadap pacuan kuda ini semakin meningkat dan saya kira nanti akan jadi destinasi wisata yang sangat menarik untuk di Nusa Tenggara Barat,” pungkasnya. 

Zul punya kawasan peternakan kuda di Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara Kabupaten Sumbawa. 

Ia juga punya koleksi kuda pacuan yang kerap menang lomba skala nasional yang digelar beberapa kali di NTB. 

Dua di antara koleksinya, dinamai James Bond dan Gadis Villa. 

Baca juga: Cita-Cita Zul-Uhel Bangun Stadion untuk Dukung NTB Jadi Tuan Rumah Turnamen Kelas Dunia dan PON 2028

Alasan Zul Gemar Berkuda

Dalam satu kesempatan, Bang Zul ditanya alasannya konsisten dengan hobi memelihara kuda. 

Secara kebetulan, hobi yang sama juga dilakoni Presiden Prabowo Subianto. 

Saat ini Prabowo punya kawasan yang sangat luas di Hambalang sebagai tempat pemeliharaan kuda.  

Di sisi lain, Bang Zul punya alasan tersendiri memelihara kuda. 

Di samping untuk olah raga, berkuda juga dapat menghilangkan kejenuhan dalam beraktivitas. 

"Kalau anda sudah merawat, berinteraksi lama dengannya, dia akan mampu membaca pikiran dan perasaan pemiliknya," jelasnya. 

Gubernur NTB 2018-2023 ini mengungkap melatih kuda butuh waktu serta skill yang mumpuni. 

Setiap kuda dilatih tidak hanya fisiknya tetapi juga kepekaannya berinteraksi dengan manusia. 

"Secara naluri, kuda yang dilatih tersebut terbilang cerdas, mampu tiarap, tidak takut dengan angin, hujan dan dentuman suara senjata," katanya. 

Dampak Ekonomi dan Pariwisata

Zul melihat event pacuan kuda membuka lapangan pekerjaan baru bagi para pemuda melalui parkir, pelaku UMKM, serta peternak kuda. 

Apalagi pelaksanaan event berlangsung 5 hari sampai sepekan. 

Setiap kuda yang tampil, tidak hanya datang dengan joki, tapi tim lengkap minimal 5 orang. 

Dinas Pariwisata Kota Bima bahkan pernah menghitung dampak ekonomi kreatif dari pacuan kuda, mencapai Rp20 miliar, baik dari arena maupun UMKM di luar arena pacuan. 

Pacuan kuda adalah olahraga tradisional yang unik, dengan berbagai regulasi lomba di dalamnya dan tidak ada di negara lain. 

Ia berharap, masyarakat terus terpacu menggelar event dan lomba untuk menghidupkan arena pacuan kuda. 

Ia pun percaya bahwa pada saatnya nanti, pacuan kuda akan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di NTB.

“Minat masyarakat terhadap pacuan kuda ini semakin meningkat dan saya kira nanti akan jadi destinasi wisata yang sangat menarik untuk di Nusa Tenggara Barat,” pungkasnya. 

Pendapat Bang Zul Soal Joki Cilik 

Bang Zul menyebut joki cilik turun dalam perlombaan sebagai bagian dari tradisi. 

Joki cilik yang identik dengan pacuan kuda masyarakat Sumbawa, Dompu dan Bima ini sudah dianggap hal yang biasa.

Alasannya jenis kuda di Pulau Sumbawa yang dilombakan ukurannya kecil sehingga perlu menggunakan joki cili. 

Namun hal itu perlu diubah.

"Memperbaiki tradisi tidak bisa serta merta, tapi butuh proses," kata Bang Zul.

Zul mengungkap perlu upaya bersama antara masyarakat, pemerintah, dan Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI). 

Salah satunya memperketat aturan untuk jenis dan ukuran kuda disesuikan dengan kelas pertandingannya.

Kelas F untuk dewasa dengan ukuran kuda yang besar wajib ditunggangi joki dewasa.

(*)

Berita Terkini