Pilkada Lombok Timur

SJP Soroti Banyaknya Konflik Agraria di Lombok Timur, Janji Beri Perhatian Khusus Jika Tepilih

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Bupati (Cabup) Lombok Timur Suryadi Jaya Purnama (SJP).

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Calon Bupati (Cabup) Lombok Timur 2024, Suryadi Jaya Purnama (SJP) memberikan perhatian khusus banyaknya konflik agraria yang terjadi didaerah ini

Ia berjanji, kasus itu nantinya akan diselesaikan SJP jika dirinya nanti terpilih menjadi Bupati Lombok Timur bersanding bersama TGH Lalu Gede Khairul Fatihin

Paslon dengan Nomor Urut (Norut) 5 ini nantinya akan fokus menata legalitas pertanahan, dimulai dari penertiban sertifikat

“Paling banyak konflik agraria itu di Lotim anta saudara, swasta dengan pemerintah masyarakat dengan masyarat itu kita tata satu persatu," ucap SJP, Kamis (26/9/2024).

"Cara kita mentata ini kita setiap menata harus mulai dari akar kalau bicara tanah yang paling penting legalitasnya harus ditertibkan,” lanjutnya.

Menurut SJP, antara Pemda, Pengadilan Agama, hingga Badan Pertanahan (BPN) harus semakin diperkuat diajak berkoordinasi.

Saat ini sinergitas yang terjalin antara Pemda dan BPN memang telah terjalin baik melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Namun pendekatan langsung ke masyarakat juga harus diutamakan.

“Karena yang terjadi dilapangan juga banyak tanah milik negara itu juga di klaim oleh masyarakat kita,” katanya.

Yang jelas lanjut dia, SJP-Fatihin nantinya akan fokus mengentaskan masalah agraria ini dengan bermuara kepada kesejahteraan masyarakat.

SJP juga menggaris bawahi masalah lahan yang terjadi di Sembalun, hingga Jerowaru yang banyak dikuasai oleh pihak swasta.

Hal ini bahkan membuat tanah produktif yang dimiliki baik untuk pertanian hingga wisata tidak bisa di kelola dengan baik.

SJP menyebut kondisi itu dikarenakan lemahnya administrasi pertanahan yang ada di Lotim.

“Bahkan aset Pemda banyak yang tidak tersertifikat itu yang kita benahi dari awal karena memang pertanahan ini di Lotim ini ruet,” ungkapnya.

Khusus di Sembalun lanjut dia, kondisi ini juga membuat pasokan sayur mayur yang dulunya banyak di Sembalun saat ini justru berkurang.

Halaman
12

Berita Terkini