Laporan Wartawan TribunLombok.com Rozi Anwar
TRIBUNLOMBOK, MATARAM - Wali Kota Mataram Mohan Roliskana mengimbau warga menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
Hal itu sebagai upaya untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, pohon tumbang, angin kencang hingga air pasang.
"Anomali perubahan cuaca yang begitu cepat ini memang susah diprediksi, kita bersama masyarakat harus mengantisipasi cuaca yang tidak menentu ini," katanya, Kamis (4/7/2024).
Hujan deras pada Kamis (3/7/2024) menggenangi sejumlah wilayah di Kecamatan Mataram, Sandubaya, dan Sekarbela dengan ketinggian air mencapai betis orang dewasa.
Baca juga: Curhatan Warga Mataram Terdampak Banjir, Kompor Rusak hingga Tidak Bisa Berjualan
Sementara yang terdampak banjir yakni Sekarbela, Pagesangan, Pagutan, Pagesangan Timur, Selagalas, Babakan, hingga Karang Pule.
Mohan menduga, banjir yang merendam tiga kecamatan di Kota Mataram karena luapan air sungai yang sangat tinggi.
Khususnya, dua sungai yang mengapit Kota Mataram. Yakni, Sungai Bernyok dan Sungai Pesongoran.
"Kondisi semalam memang sedikit mengkhawatirkan, tapi alhamdulillah sekarang sudah sedikit surut. Saat ini kami fokus pembersihan sisa lumpur dan sisa sampah di tiga kecamatan itu, sehingga tidak menimbulkan penyakit," tuturnya.
Mohan memastikan Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram telah mempersiapkan skenario terkait kedaruratan bencana.
Baca juga: Lima Kelurahan di Mataram Terkepung Banjir
“Sehingga kami bisa lebih prepare dan siap siaga," jelasnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor menjelaskan ada sekitar 50 warga dievakuasi ke sejumlah masjid.
"Saat ini, sebagian warga yang kami evakuasi semalam, sudah kembali ke rumahnya. Untuk saat ini belum ada status siaga,"katanya saat ditemui di halaman kantor Wali kota pada, Kamis (4/7/2024).
Asisten II Setda Kota Mataram Miftahurrahman mengatakan, Pemkot Mataram akan mengecek kembali sistem kota secara keseluruhan.
Hal ini dilakukan untuk antisipasi jangka panjang, terkait bencana banjir yang terus menerus terjadi akibat hujan deras yang terus mengguyur Kota Mataram.
"Mataram ini sudah padat pemukiman, sehingga mempengaruhi sistem juga. Apalagi, banyak area (saluran) yang tertutup," jelasnya.
Miftah menjelaskan, untuk mengantisipasi bencana jangka panjang, harus ada kesiapan infrastruktur.
"Terutama saluran yang mewadahi, artinya berapa besaran yang diakibatkan oleh pertumbuhan pemukiman, idealnya begitu," tandasnya.
(*)