Respons Serangan Israel ke Rafah, Kemlu RI Galang Dukungan Negara ASEAN, OKI, dan Uni Eropa

Penulis: Sinto
Editor: Wahyu Widiyantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal. Indonesia menyambut baik disahkannya Resolusi DK PBB 2728 (2024) yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Serangan Bom Israel ke Pengungsi di Rafah, Palestina mengakibatkan sebanyak 45 orang meninggal dunia dan berpotensi terus bertambah.

Serangan Israel Minggu (26/5/2024) yang cukup intens terhadap Rafah juga menyebabkan 900 ribu orang dari sekitar 1,5 juta pengungsi kembali tercerai-berai.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan, pemerintah Indonesia terus melakukan upaya untuk menghentikan perang sebagai prioritas utama.

Pria kelahiran Praya Lombok Tengah ini, menyebut dua upaya yang dilakukan yaitu secara langsung dan secara tidak langsung.

Baca juga: Kemenlu RI Paparkan Situasi Terkini di Rafah Usai Serangan Keji Israel

Upaya langsung yang dilakukan dengan mendesak Israel dengan menegaskan posisi-posisi Indonesia dalam perang Israel-Palestina.

Indonesia tidak memiliki pilihan selain menerima two state solution dengan tetap mengakui Jerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina.

"Secara tidak langsung Indonesia dalam menggunakan semua kanal, semua Forum yang ada dan memungkinkan untuk menggalang dukungan untuk Palestina dan mendesak Israel untuk menghentikan perang dan membuka akses seluas-luasnya bagi bantuan kemanusiaan," jelas Iqbal dalam keterangan resminya kepada Tribun Lombok, kamis (30/5/2024).

Mantan direktur Perlindungan WNI Kemlu RI ini menjelaskan, baru-baru ini Menlu RI Retno Marsudi hadir dalam pertemuan spesial antara Menlu negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Menlu negara Uni Eropa di Brussel, Belgia, (26/5/2024).

Terdapat 3 hal penting yang disampaikan Indonesia antara lain:

Baca juga: Bombardir Kota Rafah Hingga Tewaskan 35 Warga Palestina, Militer Israel Mengaku Incar Pejuang Hamas

1. Gencatan senjata harus segera dilakukan dan sifatnya Permanen

2. Terus memberikan dukungan kepada United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) karena Indonesia menganggap peran UNRWA dalam situasi kemanusiaan di Palestina sangat esensial.

3. Terus menyuarakan pentingnya pengakuan terhadap Palestina dan keanggotaan penuh Palestina di PBB.

ketua Asosiasi Diplomat Indonesia ini mengungkapkan, Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2728 merupakan sebuah Resolusi yang dihasilkan berdasarkan voting yang didukung oleh 14 negara dan Amerika Serikat memilih abstain.

Indonesia menyambut baik disahkannya Resolusi DK PBB 2728 (2024) yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.

Resolusi tersebut tidak dibuka untuk co-sponsorship dan pada saat ini Indonesia bukan negara anggota DK PBB.

"Namun demikian Indonesia terus mengimbau dewan keamanan untuk satu suara dalam isu Palestina meskipun kita tahu itu sesuatu yang sulit," kata Iqbal.

Iqbal menyebutkan, Indonesia saat ini secara persisten dan secara masif menggalang dukungan dari dua kelompok negara salah satunya negara ASEAN.

Hal tersebut terkait resolusi 2712 yang menyerukan jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di seluruh Gaza dan resolusi 2720 tentang bantuan kemanusiaan ke Gaza yang dibuka co-sponsorship.

"Indonesia terus melakukan upaya penggalangan dukungan sesuai dengan resolusi 2712 dan resolusi 2720," jelas Iqbal.

Sebagai informasi, situasi perkembangan di Rafah Palestina semakin memburuk dari hari ke hari.

Akses masuk bantuan dapat dikatakan praktis tertutup dengan situasi saat ini.

"Pada Minggu malam, 26 Mei 2024 Israel menjatuhkan bom dan serangan ke tenda pengungsi United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) dalam area yang dikatakan safe zone," jelas Iqbal.

(*)

Berita Terkini