Saat ini, kata dia, Indonesia adalah pemilik hutan tropis terluas ketiga di dunia.
Sehingga mempunyai peran penting dalam pengendalian iklim, seperti mendinginkan udara dan melindungi manusia dari panas ekstrim dan polusi, selain itu juha sebagai pelindungi dari potensi hilangnya keanekaragaman hayati.
"Oleh karenanya saya mengajak semua pihak juga untuk dapat bersama bahu membahu memberikan kontribusi pemikiran dan kegiatanya nyata secara masif dan terstruktur," jelasnya.
"Indonesia memandang sangat penting untuk memastikan hal tersebut dipenuhi dalam aksi nyata. Nanam bukan sekedar nanam tapi juga dipelihara. Bangun harmoni dengan alam, mulailah menanam," tutupnya.
Direktur Pembenihan Tanaman Hutan Nurul Iftitah menyebutkan, aksi penanaman pohon itu dilangsungkan di lahan seluas 1 hektare yang diikuti 250 orang yang berasal dari berbagai lembaga pemerintah pusat, daerah serta kelompok masyarakat.
Dalam penanaman serentak itu juga dilakukan pemberian bibit produktif secara simbolis oleh Wamen LHK kepada 5 orang perwakilan dari berbagai kelompok masyarakat. Total bibit dibagikan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Dodokan Moyosari. Adapun 1.000 batang bibit terdiri dari jenisa alpukat, nangka dan kemiri.
Kadis LHK NTB, Zulmansyah menegaskan, pemerintah Provinsi NTB juga secara aktif telah mendukung komitmen presiden terkait dengan mengurangi emisi.
Baca juga: Pemulihan Ekosistem dan Potensi Cuaca Ekstrem, Jalur Pendakian Rinjani Via Aik Berik Ditutup 3 Bulan
"Wakil Gub sebelumnya telah menyampaikan komitmen untuk menjadikan NTB Net zero emisi tahun 2060," katanya.
Dia menyampaikan persoalan yang sampah yang dihadapi di Gunung Rinjani hingga mencapai 11 ton saat kali terakhir kegiatan pembersihan.
"Kita juga sudah mengadakan rapat untuk mengelola sampah di Sembalun," tutupnya.
(*)