Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Dinas Peternakan Lombok Timur menjawab keluhan terkait naiknya harga jagung saat ini yang tembus hingga Rp10 ribu per kilogram.
Rupanya kenaikan harga jagung bukan disebabkan oleh kelangkaan jagung sendiri, namun imbas dari mahalnya harga jagung.
Kendati demikian, ada upaya yang dilakukan Distan untuk menggunakan cadangan jagung nasional yang nantinya akan didistribusikan melalui Bulog.
Baca juga: Bulog dan Pemda Lombok Timur Gulirkan Bantuan Pangan Beras, Jadi yang Pertama di NTB
Meski begitu, hal tersebut tidak bisa terlaksana imbas dari adanya refocusing anggaran dari Distan dialihkan ke anggaran untuk Pemilu 2024.
"Informasinya memang semua akan direkofusing anggaran untuk peternakan ini dari pusat. Makanya mungkin dipersiapkan untuk dua putaran (Pemilu), jadi anggaran sementara disiapkan untuk kegiatan itu," ucap Kabid Peternakan Drh. Zulfan setelah di konfirmasi TribunLombok.com, Rabu (24/1/2024).
Sebelumnya kata dia, pihak dari asosiasi peternak unggas juga sudah mengajukan kebutuhannya dan suratnya sudah disampaikan ke pusat.
Nantinya, peternak setelah pengajuan distribusi disetujui bisa membeli pakan jagung di Bulog dengan harga Rp5.500 per kilogram.
"Sudah itu disampaikan (ke pusat) sebenarnya, sudah lama, sudah dua mingguan sih," katanya.
Zulfan menegaskan, keluhan yang dihadapi sekarang bukan pada kelangkaan pakannya, tapi kelangkaan uangnya.
Baca juga: Peternak di Lombok Timur Mengeluh Telur Luar Daerah Masuk ke NTB, Bikin Rugi Rp300 Juta Per Hari
"Kemarin saya tanya langsung dari yang seharusnya Januari itu sudah ada tender untuk pengadaan secara umumnyanya, tetapi
saya tanya kemarin di bagian pendistribusian Singosari tidak ada penandatanganan kontrak untuk pengadaan pangan itu, makanya tidak jelas kegiatan (pendistribusian) itu," sebutnya.
Dia menyayangkan hal tersebut, dikarenakan juga banyak peternak ayam petelur yang mengeluh di bawah terkait harga pakan yang tidak sesuai dengan harga telur yang dihasilkan, namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak saat ini.
"Ada jagung SPHP itu yang kita tunggu melalui Bulog, nanti didistribusikan melalui lembaga, yakni melalui asosiasi nanti," tutupnya.
(*)