Musim Penghujan Tidak Berlangsung Lama di NTB, Ini Penjelasan BMKG

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Pratama BMKG Mataram Cakra Mahasurya saat ditemui di Kantor Gubernur NTB, Senin (8/1/2024). Menjelaskan alasan musim penghujan tidak akan berlangsung lama.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Mataram, memprediksi curah hujan di Nusa Tenggara Barat (NTB) puncaknya akan berlangsung Januari hingga Maret 2024.

Durasi hujan tersebut mengalami pengurangan akibat dampak El Nino yang terjadi sejak 2023 kemarin. Namun, BMKG belum memperkirakan musim kemarau akan terjadi pada bulan keberapa, hal tersebut disebabkan karena musim hujan juga mengalami kemunduran.

"Kita lihat nanti ketika perkiraan musim hujan di Februari-Maret, sehingga kita bisa antisipasi musim kemarau masuk di NTB. Jadi untuk 2024 musim kemarau kita akan rilis nanti di bulan Februari-Maret," kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Pratama BMKG Mataram, Cakra Mahasurya, Senin (8/1/2024).

Baca juga: WASPADA Cuaca Ekstrem di NTB, 2 Remaja Tenggelam dan Seorang Pengendara Motor Tertimpa Pohon

Dalam kondisi normal, musim kemarau akan terjadi pada bulan Maret dan khusus di NTB akan dimulai dari wilayah timur seperti, Bima, Dompu dan Sumbawa baru kemudian Lombok.

Dampak El Nino saat ini membuat sejumlah daerah belum memasuki musim penghujan, berdasarkan data BMKG di NTB baru 88 persen daerah yang sudah mengalami musim penghujan.

Selain itu juga, perbedaan intensitas hujan di NTB disebabkan karena variasi selon dari atmosfer dan geografis daerah tersebut. Sehingga tidak akan sama kondisi hujan di setiap daerahnya.

Dampak yang ditimbulkan dari berkurangnya curah hujan tersebut adalah mundurnya masa tanam di sektor pertanian, hal tersebut lantaran curah hujan yang masih rendah hingga awal Januari.

(*)

Berita Terkini