TRIBUNLOMBOK.COM - Seorang guru honorer bernama Mus Mulyadi asal Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), berkesempatan berdialog dengan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan.
Momen tersebut datang saat Mus menghadiri acara Desak Anies di Kota Mataram pada Selasa (19/12/2023) kemarin.
Mus dalam kesempatan itu curhat soal nasibnya menjadi guru honorer selama 14 tahun di sekolah swasta.
"Saya mengabdi di madrasah mulai tahun 2009 Pak Anies. Belum menjadi guru paling tidak guru P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)," katanya dikutip dari kanal YouTube Anies Baswedan.
Mus melanjutkan, dirinya merasa prihatin dengan nasibnya termasuk masalah urusan gaji.
Baca juga: Tanggapi Prabowo Soal Politik Uang, Anies: Lebih Baik Memulai Tidak dengan Membagikan
Mus diketahui hanya mendapatkan gaji sebesar Rp200 ribu per bulan yang dibayarkan setiap tiga bulan sekali.
Oleh karenanya, Mus meminta jika Anies jadi presiden bisa memberikan kesetaraan kepada guru honorer.
"Guru honorer di sekolah negeri bisa P3K. Kami yang mengajar di swasta tidak bisa jadi P3K Pak Anies. Itu memang sudah aturan dari atas," ucap Mus.
"Mohon-mohon supaya Pak Anies dengarkan kami. Kami ingin guru honore di sekolah swasta bisa melamar P3K," tambahnya.
Bagi Mus, pada dasarnya tidak ada perbedaan antara guru honorer di sekolah negeri maupun swasta.
Keduanya sama-sama memiliki tugas dan kewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mendengar curhatan Mus, Anies berharap permasalahan guru honorer segara bisa dituntaskan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengomentari soal anggaran untuk guru honorer dari pemerintah pusat.
Baca juga: Singgung Kebebasan Berpendapat, Anies: Banyak Orang Takut Kritik Pemerintah
"Kita miris anggaran tidak ada untuk guru honor, di sisi lain ada anggaran besar untuk membangun kota baru (IKN)," tegas Anies.
Anies kemudian mempertanyakan kinerja pemerintah sekarang soal prioritas anggaran.