Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Nenek Syarifah (80) tidak menyangka bakal mendapatkan program bedah rumah tidak layak huni (RTLH), dari aspirasi Fraksi PKS DPRD Lombok Tengah H Ahmad Supli.
Tampak nenek Syarifah tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya atas rumah yang selama ini ia idam-idamkan.
Dahulu rumahnya saat musim hujan bocor dan harus ditopang menggunakan kayu agar tidak roboh.
Kini ia bersama anaknya Rohanun (40) dan cucunya Ahmad Hilman Maulana bisa tidur nyenyak saat musim hujan.
Rohanun sebagai tulang punggung keluarga di rumah tersebut.
Ia sehari-hari bekerja sebagai penjaga warung di Yayasan Pondok Pesantren Munirul Arifin Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya Lombok Tengah.
Ia digaji Rp 1 juta per bulan yang belum cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Sementara Nenek Syarifah sehari-hari lebih banyak menghabiskan waktu di rumah mengurus beberapa ekor ayamnya.
Mereka tinggal di Dusun Buse, Desa Bunut Baik, Kecamatan Praya, Lombok Tengah.
Nenek Syarifah dan Rohanun saat dikunjungi Tribun Lombok pun menceritakan bagaimana keluh dan kesahnya.
Selama tinggal di rumah lamanya yang reot, banyak suka duka dilalui.
Kini dia sudah memiliki rumah baru yang lebih layak.
Syarifah tampak tidak bisa berbicara banyak atas kebahagiaan yang ia rasakan setelah mendapatkan rumah baru.
Ia tidak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas bantuan yang diterima. Bantuan itu diberikan melalui anggota DPRD Lombok Tengah H Ahmad Supli.
"Alhamdulillah saya lebih nyaman ketika sembayang salat. Alhamdulillah sekarang jauh lebih bagus. Ndak khawatir lagi bocor saat hujan," jelas Nenek Syarifah kepada Tribun Lombok, Rabu (6/12/2023).
Sementara itu, Rohanun mengatakan, dirinya sangat bersyukur adanya bedah rumah ini sehingga sekarang keluarganya tidak takut lagi dari angin dan hujan.
Dikatakannya, rumahnya yang sekarang sangat layak karena rumah reotnya yang dulu itu hampir roboh.
"Rumah kami yang dulu itu hampir roboh dan sudah miring. Pada saat hujan bocor juga dan air hujan kadang-kadang masuk lewat samping saat hujan lebat," jelas Rohanun.
Rohanun mengungkapkan, dinding rumahnya dahulu sudah banyak bolong-bolong sehingga hawa dingin terasa saat malam tiba.
Rumahnya yang berdekatan dengan kandang juga membuat rumah tersebut menjadi kurang layak karena sehari-hari nenek Syarifah juga memelihara beberapa ekor ayam.
Nenek Syarifah telah ditinggal mati suaminya lima tahun yang lalu.
Sementara Rohanun telah bercerai dimana mantan suaminya kini berada di Malaysia tanpa ada kabar sekali pun.
Nenek Syarifah dan Rohanun keduanya berjuang menyekolahkan anaknya yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di salah satu sekolah dasar.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPRD Lombok Tengah H Ahmad Supli mengatakan, pihaknya sangat ikut berbahagia melihat kebahagiaan Nenek Syarifah dan anaknya yang tinggal ditempat yang jauh lebih layak.
Dikatakan Supli, pihaknya mengetahui Nenek Syarifah dari laporan kader sehingga ia langsung mendatangi kondisi nenek Syarifah.
"Saya menemukan kondisi rumah yang sangat renta, ditopang oleh kayu dan tidak punya ventilasi dari bedek kemudian seperti hampir-hampir roboh," jelas Politisi PKS Lombok Tengah ini.
"Alhamdulillah program ini sampai di sini dan kemudian wujudnya seperti ini. Kami sebagai wakil rakyat gembira dengan kegembiraan masyarakat. Mereka merasakan dan menikmati yang namanya pembangunan," sambungnya.
Supli mengungkapkan, pemerintah daerah dalam hal ini memperhatikan mereka sehingga program bedah rumah ini sampai pada masyarakat.
Menurutnya, hingga hari ini masih banyak yang seperti Nenek Syarifah sehingga ia akan terus berusaha agar bisa menjangkau semuanya.
Hal ini mengingat ada puluhan rumah tidak layak huni yang mau roboh dan lain sebagainya yang berada di wilayah Lombok Tengah.
"Mudah-mudahan sedikit demi sedikit bisa selesai. Program Bedah rumah ini adalah satu dari 16 yang akhirnya kita pugar kemarin dan Alhamdulillah yang 16 itu sudah selesai dan sudah ditempati. Mereka sangat bersyukur sudah selesai pembangunannya yang awalnya mau bocor, ambruk dan lain sebagainya," pungkas ketua komisi IV DPRD Lombok Tengah ini.
(Advetorial)