Penanganan Stunting

Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi KG Media-Tribun Network yang Membantu Entaskan Stunting

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima buku dari Plh Ketua Umum Kadin Indonesia Yukki N. Hanafi saat acara Pencanangan Insiatif Gotong Royong Untuk Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Jakarta, Kamis (26/10/2023). Kompas Gramedia bersama Tribun Network dan Kadin mencanangkan gerakan Bersama Entaskan Stunting (BERES) dan penghargaan akselerator penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem.

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengapresiasi Kelompok KG Media termasuk Tribun Network dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dalam perannya membantu pengentasan stunting di Indonesia melalui gerakan Bersama Entaskan Stunting (Beres).

Beres merupakan program terukur untuk mencegah dan mengatasi stunting dalam bentuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang diberikan kepada balita berat badan tidak naik, berat badan kurang, dan gizi kurang.

Baca juga: Kadin: Penanganan Stunting Sejalan Tingkat Ekonomi Masyarakat

Makanan yang disediakan memanfaatkan UMKM dan PKK setempat, sehingga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin ekstrem dan pemberdayaan perempuan.

"Saya mengapresiasi Kadin dan Kelompok Kompas-Gramedia atas komitmennya untuk terlibat aktif dalam percepatan penurunan stunting melalui Gerakan Beres," ujar Ma'ruf saat acara 'Pencanangan Inisiatif Gotong Royong untuk Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem' yang digelar di Studio 1 Kompas TV, Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Ma'ruf juga memberikan arahan kepada para pemangku kepentingan dalam pengentasan stunting. Langkah pertama, adalah melakukan program stunting yang saling melengkapi apa yang sedang dijalankan pemerintah.

"Koordinasikan secara intensif dengan Kementerian Lembaga Teknis dan juga Pemerintah Daerah untuk menghindari tumpang tindih antarprogram," ucap Ma'ruf.

Langkah kedua yang perlu dilakukan, adalah melakukan program di lokasi prioritas yang tinggi prevalensi stuntingnya atau jumlah anak stuntingnya.

Menurut Ma'ruf, langkah ini dapat membantu menurunkan prevalensi stunting secara signifikan dan tepat sasaran.

"Ketiga, program berbentuk aksi nyata yang menyasar langsung pada kelompok sasaran prioritas, sehingga manfaatnya dirasakan langsung oleh kelompok tersebut," tutur Ma'ruf.

Keempat, tempatkan penerima manfaat dan pelaku di tingkat masyarakat sebagai pelaku utama pelaksanaan program.

"Libatkan mereka dalam setiap tahapan pelaksanaan, sehingga muncul rasa memiliki dan kebanggaan dari masyarakat," kata Ma'ruf.

Kelima, strategi keberlanjutan mesti disusun sejak awal pelaksanaan program, sehingga masyarakat bersama Pemda dapat melanjutkan inisiatif yang baik ini.

Wapres mengatakan pengusaha juga turut memiliki peran dalam pengentasan stunting di Indonesia.

Ma'ruf sempat berkelakar bahwa saat ini Kamar Dagang dan Industri (Kadin) tidak hanya mengurusi pengentasan stunting pada pengusaha. Namun, Ma'ruf mengatakan saat ini juga mengurusi pengentasan stunting pada anak-anak.

"Kadin ini tidak hanya mengentaskan stunting pengusaha Indonesia. Selama ini Kadin mengentaskan pengusaha yang stunting. Sehingga tidak ada lagi pengusaha kita yang terkena stunting, sekarang mengentaskan anak-anak yang stunting," ujar Ma'ruf.

Pemerintah, kata Ma'ruf, telah melaksanakan program percepatan penurunan stunting selama lima tahun sejak 2018. Ma'ruf mengungkapkan pemerintah menargetkan angka stunting hingga 14 persen pada 2024.

Berbagai upaya, menurut Ma'ruf, sudah dilakukan pemerintah untuk pengentasan stunting. Langkah tersebut mulai dari penajaman, perbaikan cakupan dan kualitas intervensi spesifik dan sensitif, hingga perbaikan sistem pendataan dan pelaporan.

"Pemerintah juga memastikan keterlibatan aktif berbagai lembaga non-pemerintah, seperti dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembaga filantropi, mitra pembangunan, LSM, dan sebagainya," ujar Ma'ruf.

Wapres juga bersyukur kini ada 2,6 juta anak Indonesia yang diselamatkan dari kondisi gagal tumbuh atau stunting selama 4 tahun terakhir.

"Kita bersyukur hasilnya sudah mulai terlihat. Prevalensi stunting bisa diturunkan 9,2 persen poin dalam kurun waktu empat tahun. Penurunan tersebut setara dengan 2,6 juta anak yang dientaskan dari stunting," ujar Ma'ruf Amin.

Pada acara itu turut diberikan penghargaan kepada sejumlah kepala daerah yang berhasil melakukan pengentasan stunting. Ma'ruf berujar, pemerintah telah mengupayakan beragam cara agar penurunan stunting terarah dan terukur.

Termasuk juga memastikan keterlibatan aktif berbagai lembaga non-pemerintah, seperti dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembaga filantropi, mitra pembangunan, LSM, termasuk media. "Dengan mempertimbangkan berbagai upaya yang dilakukan, saya yakin prevalensi stunting akan terus turun secara signifikan," tutur dia.

Pelaksana Harian Ketua Umum Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, salah satu bentuk nyata pentahelix para pelaku di dunia usaha adalah program atau gerakan Bersama Entaskan Stunting (Beres).

Beres merupakan program terukur untuk mencegah dan mengatasi stunting dalam bentuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang diberikan kepada balita berat badan tidak naik, berat badan kurang, dan gizi kurang.

"Bukan hanya dalam bentuk gagasan, dimana mereka sudah mengimplementasikan yaitu inisiatif gotong royong untuk mengentaskan stunting dan kemiskinan ekstrim model pentahelix," ucap Yukki.

Dalam kesempatan tersebut, Yukki juga mengatakan, Kadin Indonesia juga turut melakukan upaya penanganan stunting.

Ia mengatakan, Kadin Indonesia telah menerapkan 4 Pilar yang terdiri dari Penguatan Kesehatan, Pengembangan Ekonomi Daerah, Kewirausahaan dan Kompetensi, serta Penguatan Internal Organisasi.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin di lokasi acara yang sama mengatakan, dalam setiap sejarah bangsa di dunia, ada satu waktu di mana semua bangsa punya momentum terbesar untuk pindah dari negara berkembang menjadi negara maju. Momentum tersebut terjadi pada saat bonus demografi.

Sebab kata Budi, pada saat itu bangsa-bangsa memiliki penduduk usia produktif terbanyak sehingga bisa mendorong naiknya pendapatan. Hal tersebut akan terjadi di tahun 2030 atau 7 tahun lagi.

Budi mengatakan, jika momentum tersebut lewat, dan tak bisa menaikkan pendapatan masyarakat dari Rp 5-6 juta per bulan menjadi Rp 16 juta per bulan, maka untuk mencapai kesempatan itu lagi akan sulit.

Ujungnya lanjut Budi, Indonesia bisa terjebak dan masuk dalam middle income trap.

Pada acara itu turut diberikan penghargaan dari Tribun Network kepada sejumlah kepala daerah juga perusahaan swasta yang berhasil melakukan pengentasan stunting.

Kepala Daerah yang menerima penghargaan diantaranya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Bupati Rokan Hilir Afrizal Sintong, Bupati Barru Suardi Saleh.

Perusahaan swasta yang menerima penghargaan serupa diantaranya Direktur CIMB Niaga Syariah, Pandji P Djadjanegara, Group CEO and Co-Founder Kredivo Group, Akshay Grag, Head of Communications and Partnership Astra, Elmeirilia Lonna, General Counsel Head of Corporate & Regulatory Affairs, Kraft Heinz Indonesia and Papua New Guinea, Mira Buanawati. (*

Berita Terkini