TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Selasa 19 September 2023, Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc dan Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd mengakhiri tugas dan tanggung jawab mereka sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat ( NTB).
Pasangan yang populer dengan sapaan Zul Rohmi ini memimpin Nusa Tenggara Barat sejak 19 September 2018.
Baca juga: Zulkieflimansyah: Kami Tidak Merasa Terbebani Apa-apa
Sebelum jadi Gubernur NTB, Bang Zul, sapaan akrab Zulkieflimansyah menjabat sebagai Anggota DPR RI Fraksi PKS sejak 1 Oktober 2004 hingga 26 Februari 2018.
Sedangkan Umi Rohmi, sapaan akrab Sitti Rohmi Djalilah adalah akademisi sekaligus politisi. Kini Umi Rohmi bergabung di Partai Perindo.
Pada hari Senin 18 September 2023, jurnalis TribunLombok.com Dion DB Putra mewawancarai Bang Zul di rumah dinas atau pendopo Gubernur NTB di Kota Mataram.
Berikut lanjutan petikan lengkap wawancara dengan Bang Zul sehari menjelang akhir masa jabatannya sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat.
Industrialisasi merupakan satu di antara program Bang Zul dan Umi Rohmi selama lima tahun. Apa catatan penting dari Bang Zul?
Di akhir kepemimpinan saya, smelter sudah dimulai di Sumbawa Barat. Kalau smelter itu nanti bergerak betul, akan menghadirkan industri turunan baru.
Akan ada demand terhadap sumber daya manusia, demand terhadap fasilitas kesehatan kelas satu, sekolah internasional, luar biasa.
Nah makanya kita kirim anak-anak muda NTB ke luar negeri itu supaya suatu saat ketika NTB ini menjadi provinsi baru dengan segala dinamikanya.
Ada global event seperti motoGP, World Super Bike, MXGP, kemudian ada smelting companies, selat Lombok menjadi selat dunia yang akan betul-betul strategis seperti Singapura di masa yang akan datang, anak NTB itu nggak minder.
Mereka sudah biasa di luar negeri, berinteraksi dengan orang matanya sipit, berkulit putih, mata biru, ternyata anak NTB nggak kalah.
Kenapa mengirimkan anak-anak itu karena agak risau juga. Anak-anak muda aktivis kita itu senang bermain sosial media, dan yang dibincangkan itu selalu kritik, caci maki, dan politik.
Nah ini mesti ada yang counter atau mengimbangi dengan hal-hal yang sifatnya masa depan.
Ketika mereka di luar negeri tentu kemajuan di berbagai negara itu ditampilkan ke sosial media mereka.
Mereka rata-rata aktif. Ribuan anak NTB di luar negeri itu mampu mendistribusikan harapan pada teman-teman di kampungnya.
Kami dari awal mengatakan kami tidak mewajibkan kalian pulang ke NTB karena pengalaman kami beda dengan beasiswa lain yang harus pulang kampung. Kita kasih kebebasan karena pengalaman kami di luar negeri itu orang Indonesia, apalagi orang NTB kalau dikekang dia malah melawan.
Tapi kalau dikasih kebebasan, nggak disuruh pun dia kembali sendiri.
Kira-kira berapa jumlah anak NTB yang dikirim studi di luar negeri berapa selama lima tahun ini?
Sekarang, untuk yang di luar negeri itu seribuan. Nah kalau yang di dalam negeri jauh lebih banyak tentu saja.
Menurut saya ke depannya siapapun pemimpin NTB yang baru program ini harus diteruskan bahkan lebih dahsyat lagi kalau misalnya 90 persen yang kita kirim ke luar negeri itu di bidang sains dan teknologi, baru pembangunan ini akan digesa dengan cara yang tidak biasa.
Bang Zul dan Umi Rohmi mengawali pengabdian untuk NTB pada masa sangat sulit. Apa kiat Zul Rohmi membangkitkan optimisme masyarakat NTB bangkit dari situasi sulit akibat gempa 2018 dan pandemi Covid-19?
Ya mungkin pengalaman, karena kita tidak pernah menyangka bahwa kita akan disapa oleh gempa bumi yang sangat dahysat itu (tahun 2018).
Tapi gempa di Palu semakin membangkitkan semangat kita bahwa jangan terlampau meratapi musibah karena ada saudara kita yang punya musibah jauh lebih dahsyat.
Modal sosial ini yang membuat kami bisa menata Lombok Utara sebagai salah satu destinasi wisata kelas dunia. Yang tadinya rumahnya tidak teratur sekarang menjadi lebih seragam, tahan gempa dan taat aturan sehingga kita punya masjid yang lebih bagus lebih rapi.
Alhamdulillah di penghujung kepemimpinan kami ini NTB termasuk provinsi yang pertumbuhan ekonominya tertinggi di Indonesia
Bang Zul merupakan gubernur yang sangat aktif di media sosial. Selalu memperbarui informasi dan tanggapi kritik, hujatan bahkan bullying dengan santai.
Ya saya selalu sharing kepada pimpinan OPD, kita seperti tong sampah tanpa alas. Kadang-kadang masyarakat itu senang didengar, dan kami kenapa mengupdate itu (di media sosial) sebagai bentuk pertanggungjawaban ke publik.
Tidak semua kepada daerah berani karena sekali mereka berani membuka diri diberi pujian tepuk tangan, mereka juga sekaligus mendapat caci dan kritik.
Kami mengupload di sosmed ini untuk memberi tahu masyarakat bahwa dulu kami berjanji untuk selalu mengunjungi masyarakat.
Mobilitas kita dulu pas masa kampanye sangat tinggi. Ada 20 atau 30 titik tiap hari yang dikunjungi, walau ada dua tiga orang mengadakan pertemuan.
Mereka mengatakan belum pernah ada calon gubernur yang datang ke pelosok pelosok menyapa masyarakat secara langsung.
Mereka mengatakan permintaan kami cuma satu, mudah-mudahan kalau Bang Zul jadi gubernur dan Umi Rohmi jadi wakil gubernur, kebiasaan untuk mendatangi desa dusun ini harus terus dijalankan.
Sejak kami dilantik, kami memang langsung datang ke desa dusun itu untuk menuntaskan janji kampanye kami dan ini ribuan desa, apalagi dusun banyak sekali. Dan dengan kita mengupload di sosmed itu kita ingin mengatakan ini daerah yang sudah dan daerah yang belum itu tinggal menunggu giliran.
Jadi ya memang akhirnya dekat, sekat psikologis itu menjadi sangat tipis gitu.
Lewat sosmed itu mereka merasa diperhatikan, disapa dan negara hadir di tengah penderitaan mereka.
Apalagi kami kalau ke kampung kampung lebih memilih untuk menginap di masjid karena kalau nginap di rumah seorang tokoh, maka tokoh masyarakat yang lain terganggu, merasa tak diperhatikan.
Yang kedua nginap di masjid itu menghindari ketidaknyamanan warga. Maklum rumah di kampung kan letak dapur dan toilet sangat dekat. Kalau kita rombongan 20 orang tentu sangat mengganggu, tidak nyaman bagi mereka yang lagi masak.
Bang Zul, banyak Program NTB Gemilang yang hasilnya menggembirakan. Tapi menurut Bang Zul apa saja yang belum memuaskan>
Sebenarnya masih banyak karena menurut kami lima tahun ini kami baru meletakkan fondasinya saja. Misalnya industrialisasi, masih awal aja, pilihan industrinya baru kelihatan.
Kemudian Bu Rohmi dengan zero waste, masalah lingkungan itu baru juga. Tapi dibanding provinsi lain kita paling maju.
Ketika Bu Rohmi pidato di Finlandia disambut luar bisa. Nggak ada kepala daerah yang berani pidato seperti beliau. Dan semua negara Eropa itu takjub, makanya kita kerja sama sama negara Denmark, Norwegia, Finlandia. Pengolahan sampah sudah mulai ada di kita.
Masalah lain adalah penghijauan. Hutan hutan kita masih menyisakan PR yang sangat besar karena hutan kita pohonnya pada hilang, dan memang nggak gampang.
Jadi kami tidak sok sok langsung melarang masyarakat menebang hutan karena terkait dengan kehidupan mereka kecuali kita menyediakan alternatif.
Bayangkan kita suruh tanam pohon yang life spendnya baru bisa dipetik 10-20 tahun kedepan. Sementara ada jagung tiap 3 bulan panen, ada bibit ada pupuk.
Jadi mereka tahu bahwa akan ada banjir, mereka tahu akan ada malapetaka. Jika tidak hati hati mereka mengatakan kalau kita kelaparan tidak ada pekerjaan kita bisa mati sekarang.
Kami juga melihat harus fair juga memang ada kerusakan lingkungan, hutan terbabat, tapi karena ada jagung kesejahteraan di Pulau sumbawa kelihatan itu sangat baik.
Tentu sekarang dicari cara untuk meminimalasir dampak negatifnya sambil mencari alternatif kalau kita tidak setuju dengan jagung.
Salah satunya misalnya, kita melarang trader itu membeli jagung yang ditanam bukan di area masyarakat. Kedua, mulai industrialisasi pakan ternak. Kita ambil dari investor yang bagus sehingga mudah-mudahan ke depan ada solusinya untuk naik turunnya harga jagung.
NTB di masa kepemimpinan Bang Zul dan Umi Rohmi terkenal sekali dengan sport tourism. Mengapa bisa begitu?
Itu harus diakui kerja kolektif yang sangat hebat antara kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat dan kita belajar dari keteguhan Pak Jokowi dalam mengambil keputusan.
Saya kira tidak akan ada MotoGP di Sirkuit Mandalika tanpa Pak Jokowi dan ketegasan Pak Luhut Binsar Pandjaitan.
Jadi memang terbukti sekarang. Kita kehilangan banyak uang untuk mempromosikan pariwisata, ratusan miliar bahkan triliunan. Tapi dengan event MotoGP, para pembalap dunia mengupload event itu, mempromosikan kegiatan itu jauh lebih efektif.
Apa aktivitas bang Zul setelah mengakhiri tanggung jawab sebagai Gubernur NTB?
Banyak sekali yang bertanya demikian. Kegiatan kami ya karena saya kan ketua DPP PKS Pusat, mereka ingin saya lebih banyak membantu dalam pilpres.
Saya dulu menjadi pimpinan fraksi sehingga teman-temen yang hadir dalam kontes politik nasional masih orang orang itu, mungkin saya diminta untuk lebih banyak membantu.
Tapi teman-teman saya di NTB ini minta saya untuk membantu pemilu legislatif di sini. Memang naturenya saya dan Bu Niken itu dosen, ya punya kampus, punya lembaga pendidikan.
Kayaknya pengalaman kami di NTB, di Indonesia ini bisa juga untuk mempertajam kurikulum dan model-model pembelajaran yang ada di kampus kami. Seperti beasiswa ini itu bisa dimodifikasilah.
Sekarang tentu waktu Bang Zul dengan keluarga lebih longgar ya?
Dari dulu sama, kami tidak pernah membedakan waktu keluarga dengan waktu biasa karna komunikasi sangat baik, sangat lancar.
Apa agenda Bang Zul paling dekat?
Kita ada MotoGP (bulan Oktober 2023). Banyak sekali saya kira apalagi kami sudah ada permintaan dari anak-anak kami untuk memperhatikan anak cucu.
Kira kira masih ada niat Zul Rohmi melanjutkan kepemimpinan periode kedua?
Memang sebelum berakhir kami mengadakan survei. Kami melihat harapan masyarakat agar saya dan Bu Rohmi melanjutkan estafet kepemimpinan di NTB itu mencapai 90 persen.
Ini suatu capaian yang sangat luar biasa tapi kami juga tidak boleh jumawa karena dalam satu tahun kami turun dari jabatan ini banyak hal bisa terjadi.
Oleh karna itu kami akan tetap survei secara berkala, apakah masyarakat masih menghendaki kamu atau mungkin ada orang lain yang memiliki gagasan lebih segar. Jadi kami tidak menyandera diri kami untuk menjadi gubernur periode kedua lagi.
Harapan masyarakat itu tinggi, masyarakat itu berharap pemimpinnya dekat dengan rakyat, sederhana, tidak korupsi. Pokoknya ideal sekali.
Apa harapan Bang Zul untuk penjabat Gubernur NTB Pak Lalu Gita Ariadi?
Kami termasuk beruntung karena provinsi kita pejabat gubernurnya itu orang dalam, Sekda kami.
Menurut saya beliau pejabat yang profesional. Beliau tinggal melanjutkan saja sampai nanti gubernur berikutnya terpilih.
Terakhir Bang Zul silakan menyampaikan sesuatu kepada Tribunners.
Tribunnes, memang waktu itu cepat sekali berlalu tapi kami selalu mengatakan pada teman-teman kami bahwa masa depan itu selalu menjadi milik mereka yang punya keberanian untuk mengukir gagasan atau impian yang besar.
Saya kira kami sudah membuktikan tidak ada yang tidak mungkin. NTB dalam lima tahun ini penuh kejutan dan mudahan-mudahan teman-teman Tribunners juga demikian. (*)