Berita Lombok Timur

Lombok Timur Bakal Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Kekeringan, 9 Kecamatan Krisis Air Bersih

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Lazah NW saat menyalurkan bantuan air bersih di masyarakat Desa Selaparang, Kecamatan Suela, Lombok Timur, Sabtu (26/8/2023). Ada 2 kecamatan di Lombok Timur yang terdampak paling besar yaitu Keruak dan Jerowaru.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Kabupaten Lombok Timur bersiap menaikkan status bencana kekeringan dari siaga menuju tanggap darurat.

Hal ini menyusul sebanyak 9 Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur telah melaporkan kejadian krisis air bersih.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitas dan Rekonstruksi Pasca Bencana (BPBD) Lombok Timur, Hadi Jayari mengatakan pihaknya memberikan sosialisasi dalam rangka persiapan untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat menghadapi kekeringan.

"Dari data dan laporan yang kita terima dari masyarakat, ada 2 kecamatan yang terdampak paling besar yaitu Keruak dan Jerowaru, sekitar 60 persen dari total dampak kekeringan yang ada di Lombok Timur terpusat di sana," katanya.

Baca juga: Bencana Kekeringan Landa NTB: 577 RIbu Jiwa Terdampak, 8 Kabupaten/Kota Siaga Darurat

Dijelaskannya, Kecamatan Keruak terdapat 11 desa yang terdampak kekeringan ekstrem, sedang untuk Kecamatan Jerowaru ada 15 desa.

Komdisi tersebut yang membuat BPBD kemudian mengusulkan Pemda untuk menaikkan status dari siaga ke tanggap bencana kekeringan.

"Rencananya minggu depan sudah naik dari siaga menjadi darurat bencana," katanya.

Hadi mengungkap, BPBD juga telah menjalin komunikasi dengan BPKAD terkait kesiapan anggaran, nantinya akan dialokasikan melalui Dana Tak Terduga (DTT) dengan total perkiraan Rp 400 juta.

"BPKAD sudah mempersiapkan anggaran tidak kurang sama seperti tahun kemarin sekitar 400 juta," jelasnya.

Baca juga: Dinsos NTB Sebar 145 Ribu Liter Air Bersih ke Desa di Lombok yang Terdampak Kekeringan

BPBD juga telah melakukan rencana penyaluran, dimana hasil rapat yang telah dilakukan BPBD, untuk wilayah Jerowaru dan Keruak pihaknya akan giat melakukan kegiatan, mengingat dua Kecamatan itu merupakan daerah yang tergolong sangat besar kebutuhannya atas air.

"Kalau yang dekat tidak akan sama dengan wilayah yang jauh, termasuk wilayah maringkik yang jauh, maka untuk efisiensi anggaran kita akan gunakan pihak ketiga," ungkapnya.

"Sedang untuk armada mobil tangki, dari semua OPD yang terkait dengan kekeringan, kurang lebih ada 8 armada sayang siaga," tandas Hadi.

(*)

Berita Terkini