Berita Lombok Timur

Penyebab Dua SD di Lombok Timur Terdampak Gempa 2018 Belum Diperbaiki Hingga Kini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan kondisi bangunan SDN 2 Kerongkong yang atapnya roboh. Usulan perbaikan dua SD di Lombok Timur sudah diterima BNPB dan kini tinggal menunggu jadwal verifikasi lapangan.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Peristiwa robohnya atap SDN 2 Kerongkong di Lombok Timur menimbulkan tanya.

Sekolah yang terdampa gempa Lombok 2018 itu tak dapat difungsikan sehingga siswa harus belajar di gubuk seadanya.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Lombok Timur Lalu Muliadi sebelumnya telah mendapatkan laporan mengenai kondisi sekolah dimaksud dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur.

Kondisi itu sudah dilaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga: SD di Lombok Timur Rusak Terdampak Gempa 2018 Tak Kunjung Diperbaiki, Siswa Belajar di Gubuk Bambu

"BPBD langsung bergerak dan sudah membawa program itu untuk ditangani BNPB pusat," ucap Muliadi menjawab TribunLombok.com, Senin (10/7/2023).

Dikatakan Muliadi, progresnya usulan itu sampai dengan saat ini sudah diterima BNPB dan kini tinggal menunggu jadwal verifikasi lapangan.

Muliadi mengklaim, proses pengajuan yang dilakukan BPBD ke BNPB terbilang cukup cepat sampai kini prosesnya di tahap verifikasi.

Untuk itu, Muliadi meminta semua pihak bersabar dengan situasi tersebut.

Dia mengajak para pihak untuk terus berdoa demi kelancaran proses belajar mengajar siswa di SDN 2 Kerongkong itu.

"Kita berharap dan berdoa agar NTB khususnya Lombok Timur dapat jadwal verifikasi dalam waktu yang lebih cepat," tutupnya.

Dia mengungkap pembongkaran dua bangunan SDN 2 Kerongkong pada tahun 2021 dilanjutkan pada 2023 ini pada keseluruhan bagian.

Kondisi Memprihatinkan

SDN 2 Kerongkong, Desa Dames Damau, Lombok Timur masih belum diperbaiki sejak terdampak gempa Lombok 2018 silam.

Puing bangunan SDN 2 Kerongkong yang rusak pernah dibongkar tetapi proses pembangunannya malah mandek.

Tak ayal, para siswa harus rela belajar di rumah bedek yang terbuat dari anyaman bambu setahun belakangan ini.

Seorang wali murid SDN 2 Kerongkong Jum'ah berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur menyegerakan perbaikan agar orang tua bisa tenang melihat anak-anaknya belajar dengan layak

"Terus terang dengan kondisi bangunan seperti itu kami juga kadang khawatir," ucapnya kepada TribunLombok.com, Senin (10/7/2023).

Dia heran proses perbaikan bisa lambat padahal pada tahun 2019 gedung sekolah itu sempat dibongkar.

"Bagaimana bisa anak - anak kami belajar dengan baik kalau seperti ini tempatnya belajar," tegasnya.

Dia mempertanyakan keseriusan Pemda.

"Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) belum ada respon saat ini hanya foto sekolah dokumentasi saja berkali kali tapi kapan diperbaiki," tegasnya.

Jum'ah berharap Bupati Lombok Timur, HM. Sukiman Azmy mendengar keluh kesah orang tua siswa.

"Kami berharap kepada bupati Lombok Timur agar bisa melakukan perehapan secepat mungkin supaya anak - anak kami bisa belajar dengan tenang dan baik," urai Juma'ah.

Baca juga: PVMBG Ungkap Penyebab Fenomena Tanah Retak di Muku Bima: Sesar, Aktivitas Tambang, dan Gempa

Tembok ruang kelas di SDN 1 Kumbang, Desa Kumbang Kecamatan Masbagik roboh akibat belum diperbaiki setelah terdampak gempa Lombok 2018. (ISTIMEWA)

Di tempat lain, sebuah ruang kelas di SDN 1 Kumbang, Desa Kumbang Kecamatan Masbagik roboh seminggu yang lalu.

Tembok sebelah timur ruang kelas tersebut roboh tak tersisa.

Kepala SDN 1 Kumbang Uswatun Hasanah mengaku bahwa ruang kelas tersebut sudah lama tidak ditempati karena kondisinya yang retak parah.

Dia mengaku retak tembok ruang kelas itu juga karena dampak gempa Lombok 2018.

"Kemarin setelah dua hari kita libur paska pembagian raport, tiba - tiba ruang kelas ini ambruk," tuturnya.

Disinggung mengenai apakah ruang kelas ini sebelumnya pernah diusulkan untuk perbaikan, Uswatun Hasanah menjawab tidak tahu pasti, karena ia baru menjabat.

"Saya baru dua bulan di sini, tapi kayaknya pasti sudah dilaporkan untuk usulan perbaikan oleh kepala sekolah yang lama," terangnya.

Menurut informasi dari para guru, kata Uswatun, bahwa semenjak gempa 2018 lalu, ruang kelas tersebut tidak lagi digunakan bahkan sempat dipasang garis polisi.

Untuk itu, sebagai ganti ruang kelas pihak sekolah menggunakan perpuskaan sebagai ruang kelas untuk sementara waktu.

"Pascagempa yang dulu, kita menggunakan perpuskaan sampai sekarang sebagai pengganti ruang kelas sementara" terangnya.

Diakuinya, kondisi ruang perpustakaan itupun sangat memperihatinkan dan masih kurang layak sebagai tempat proses belajar mengajar.

Mengapa Gempa Bumi M6,6 Tuban Hari Ini Mengguncang Luas?

Terlebih ketika musim hujan ruang perpustakaan itu bocor karena banyaknya genteng yang rusak.

Dengan kondisi ini lanjutnya, tentunya siswa siswi tidak akan nyaman, dan tidak tenang dalam belajar. Karena sejatinya dalam proses belajar mengajar itu membutuhkan kenyamanan.

Uswatun sangat berharap kepada pemangku kebijakan di Lombok Timur agar segera merespons kondisi ruang kelas yang roboh ini.

"Terlebih Pak Kadis Dikbud juga kemarin pernah ke sini melihat kondisi ruang kelas yang telah roboh ini," tutupnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Timur, HM. Juaini Taofik mengaku pihaknya telah berkordinasi dengan pihak terkait.

Khusus untuk SDN 2 Kerongkong, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) telah melaporkan kondisi bangunan itu ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Saya sudah koordinasi ke BNPB terkait hal tersebut," tuturnya.

(*)

Berita Terkini