Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Sampai hari ini masih banyak sapi asal Bima, Nusa Tenggara Barat yang berada di Jabodetabek meski sebagian peternak nekat membawa pulang.
Tak tanggung-tanggung, jumlahnya masih ribuan ekor tersebar di seluruh wilayah Jabodetabek.
Baca juga: Kiriman Sapi dari NTB ke Jawa Berlebihan, Riadi Minta Peternak Pandai Melihat Peluang Pasar
"Jumlahnya masih ada sekitar dua ribuan ekor, itu tersebar di seluruh kandang yang ada di wilayah Jabodetabek," ungkap peternak, Adi Baharuddin, Rabu (5/7/2023).
Untuk Adi sendiri, dari 300 ekor sapi yang dibawa ke Jabodetabek sebelum Idul Adha, yang laku hingga saat ini baru 146 ekor sapi.
"Sisanya saya masih akan jual terus di sini," akunya.
Saat dihubungi TribunLombok.com, ia telah memindahkan sapi-sapinya ke kandang yang baru.
Tidak lagi di kandang tempat ia menjual saat Idul Adha lalu.
Menurutnya, pemindahan sapi tersebut untuk dilakukan penggemukan kembali hingga menjelang Idul Adha 2024 mendatang.
"Hitung-hitungan saya lebih rugi kalau lelang atau bawa kembali ke Bima. Mending saya simpan, penggemukan lagi sampai tahun depan," jelasnya.
Namun, Adi tidak mengetahui, apakah 2.000 ekor sapi lain yang masih bertahan saat ini juga akan seperti dirinya, yakni bertahan hingga tahun depan atau tidak.
Dari beberapa orang ia peroleh informasi, banyak yang memilih untuk melelang sapi kurban miliknya.
Harganya rata-rata di bawah 10 juta per ekor, jauh dari harga pembelian sapi di Bima yang mencapai Rp12 juta hingga Rp15 juta per ekor.
Mirisnya lagi, beber Adi, ada peternak yang telah dipesan sapinya sebanyak 58 ekor tapi kemudian dibatalkan oleh pembeli.
"Tak berhenti cobaan untuk para peternak Bima di sini," tandasnya.