“Gimana makanannya,” tanya Menko PMK kembali.
“Enak, saya biasanya makan sayur daun pepaya. Saya suka semua masakannya,” jawabnya.
“Mbah suka makan ayam,” tanya Menko PMK
“Saya tidak makan ayam, saya makannya ikan ayam,” jawab Rustam yang membuat Menko dan jemaah haji lainnya tertawa.
“Sudah bawa obat, biasanya sakit apa ?”,” tanya Menko.
“Sudah, biasanya batuk,” jawab Rustam.
Setelah dari Rustam, ia menyapa jemaah haji lainnya “Bagaimana kabarnya ? Apa sudah makan ?,” tanya Menko PMK Muhadjir Effendy, kepada jemaah.
Saling bersahutan, jemaah pun menjawab pertanyaan Menko PMK. “Enak pak, allhamdulillah tidak ada keluhan. Hotelnya nyaman, dan makannya juga enak,” kata jemaah.
Jemaah hanya mengeluhkan soal lift saja. Keadaan lift dengan jumlah jemaah yang tinggal di hotel tidak seimbang. Sehingga, antrenya cukup lama. Selebihnya, jemaah merasa puas.
“Sampai ada jemaah yang harus naik turun hotel itu melalui tangga darurat jalan kaki. Itu karena lama sekali antrenya,” sahut jemaah asal Blitar.
Selain itu, jemaah juga memberi saran ke Menko PMK untuk bisa disampaikan bahwa menu makanan untuk jemaah yang diberikan itu sangat enak.
Namun, alangkah baiknya bisa dipisahkan antara masakan jemaah yang normal sama jemaah yang memiliki keluhan tertentu.
“Ini kan semuanya sama. jemaah yanng memiliki kolestrol bisa kambuh, karena setiap hari lauknya ikannya, ayam, dan lainnya. Tapi sebenarnya enak dan gizinya terjami,” paparnya
Dalam kesempatan ini, Muhadjir meminta jemaah untuk tidak memaksakan diri beribadah di Masjid Nabawi. Justru, ibadah yang wajib nanti ada di Mekkah.
“Itupun yang rangkaian haji ada di Arofah, Muzdalifah dan Mina. Jadi tetap jaga kesehatan, jangan dipaksa jika merasa lelah,” terangnya.
Sebelum meninggalkan jemaah, Menko menjadi objek foto jemaah. Banyak jemaah yang rela berdesakan untuk bisa berfoto dengan Muhadjir Effendy.
(*)