TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Kemesraan Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno memunculkan spekulasi dua tokoh itu bakal berduet sebagai Capres-Cawapres dari koalisi PDIP dan PPP.
Indikasi itu semakin kuat setelah Sandi menyatakan keluar dari Gerindra kemudian hendak bergabung ke PPP. Tak hanya itu, indikasi dipertebal dengan sikap PPP yang memutuskan mendukung Ganjar setelah gubernur Jawa Tengah itu ditetapkan PDIP sebagai Capres.
Baca juga: Duet Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno Mencuat di Kota Bima, DPC PPP: Peluang Menang Besar
Jika Sandi digandeng Ganjar sebagai Cawapres, ada sejumlah keuntungan yang diperoleh.
Utamanya Sandi bisa mengiris dukungan kepada Anies Baswedan dan Prabowo Subianto karena ketiganya berasal dari 'habibat' yang mirip.
Selain itu, logistik Sandi juga cukup memadai untuk memback-up Ganjar dalam kampanye Pilpres.
Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menilai, Sandi memang berpeluang besar menjadi Cawapres mendampingi Ganjar di Pilpres 2024.
Namun Agung mengatakan, Cawapres Ganjar mesti diterima atau meminta
akseptabilitas elite karena tiket Pilpres menjadi domain partai koalisi.
"Di titik inilah nama Sandiaga Uno menguat," kata Agung, Jumat (28/4/2023).
Terlebih, Agung menilai Sandi memiliki irisan massa dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.
"Kemudian dari sisi kemampuan logistik, semua pihak mengamini bahwa Sandi adalah pengusaha ulung," ujarnya.
Menurutnya, Sandi semakin berpeluang karena didorong PPP untuk menjadi Cawapres.
"Kini Sandi juga didorong oleh PPP untuk maju sebagai Cawapres yang secara historik memiliki relasi positif dengan PDIP," ungkap Agung.
Namun, Agung menegaskan, Cawapres Ganjar harus merepresentasikan basis massa Jawa Timur atau Jawa Barat sekaligus membawa ceruk Nahdlatul Ulama (NU) atau religius. "Karena suka atau tidak, Ganjar identik dengan PDIP yang notabene partai nasionalis," ucapnya.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyambut baik bergabungnya PPP untuk bekerjasama dalan mengusung Ganjar sebagai Capres.
Atas perkembangan tersebut, PDIP akan menerima Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono dan jajarannya di kantor PDIP untuk membahas dan berdialog lebih dalam secara langsung.
"Rencananya hari Minggu (30/4/2023), pukul 14.00 WIB, Pak Mardiono bersama jajaran pengurus PPP akan kami terima di kantor DPP PDI Perjuangan. Komunikasi via telepon sudah dilakukan," kata Hasto, Jumat (28/4/2023).
"Minggu akan menjadi kesempatan pertama bertemu dengan Ibu Megawati Soekarnoputri guna meneguhkan kerjasama politik," tambah Hasto.
Hasto mengatakan, sesuai dengan mekanisme kedua partai dan kerjasama ini akan kokoh guna memperkuat sistem presidensial dalam sistem kepartaian yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.
Dia menyebutkan rekam jejak PPP memiliki kesesuaian historis dengan PDIP. Keduanya selama masa Orde Baru menjadi representasi partai tertindas sehingga terbangun emotional bonding di antara kedua Partai dalam suatu hubungan yang unik, yang disatukan oleh perasaan senasib sepenanggungan.
"Sehingga diyakini kerjasama dengan PPP sangat positif, dan semakin memperkuat energi kemenangan Pilpres 2024. Seluruh kerjasama partai politik dilakukan melalui komunikasi partai dengan partai," ujar Hasto.
Pria asal Yogyakarta ini mengatakan, terkait kerjasama politik, modal pertama, adalah dengan Parpol di Pemerintahan Presiden Jokowi KH Maruf Amin, dikecualikan bagi Parpol yang sudah mendeklarasikan Capresnya sendiri.
"Kedua, menempatkan aspek ideologi kebangsaan-kerakyatan, kesejarahan, kultur, serta kesesuaian agenda masa depan. Ketiga, tidak bisa dipungkiri bahwa kerjasama juga memperkuat aspek elektoral Capres," papar Hasto.
Menurut Hasto, ditinjau dari aspek elektoral, kerjasama dengan PPP akan memperluas basis pemilih dan mencerminkan gambaran Indonesia.
Bertemu Ganjar
PLT Ketum PPP Muhamad Mardiono menyatakan, bakal melakukan pertemuan dengan Ganjar Pranowo selaku orang yang diusung sebagai Capres dalam hasil rapat pimpinan nasional (Rapimnas) V di Sleman, Yogyakarta.
Hanya saja, Mardiono mengaku belum mengetahui kapan rencana pertemuan itu berlangsung.
Namun, dirinya berharap dapat bertemu dengan Ganjar berbarengan saat pihaknya mendatangi markas PDIP untuk bertemu Megawati pada Minggu 30 April.
"Mudah-mudahan sih bisa bareng nanti dengan PDIP ya. Ya. Semoga sih bisa bersama," ucap Mardiono usia pertemuan Ketum KIB di rumah dinas Airlangga Hartarto, Jumat (28/4/2023).
Akan tetapi, jika nantinya ternyata Ganjar tidak dapat hadir dalam pertemuan tersebut, maka kata dia, akan dijadwalkan sesuai dengan kesiapan Ganjar. Terpenting, kata dia, yang sudah pasti yakni pihaknya bertemu Megawati dan pengurus PDIP untuk menyampaikan hasil Rapimnas V tersebut.
"Tapi kalau tidak bersama ya berarti saya harus ke PDIP dulu ketemu dengan Ketum Ibu Megawati Sukarnoputri kemudian setelah itu saya harus ketemu dengan Pak Ganjar," ucap dia.
Bahkan PPP, kata Mardiono, akan bertemu dengan Presiden Jokowi untuk menyampaikan hasil yang sama. "Ini mana yang duluan aja. Termasuk terakhir nanti saya menyampaikan ke pak presiden," tukas dia. (tribun network)