Tribun Network

Tribun Network dan BKKBN Berkolaborasi Turunkan Angka Stunting di Indonesia

Penulis: Laelatunniam
Editor: Sirtupillaili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Talkshow Nasional Stuntung, di acara Kick off BKKBN Semesta Mencegah Stunting, Gerakan #CukupDuaTelur dicanangkan bekerja sama dengan Tribun Network, di Studio 1 KompasTv, Palmerah, Jakarta, Selasa (21/3/2023) siang.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berkolaborasi dengan Tribun Network menggaungkan pencegahan stunting di Indonesia.

Kerja sama ini ditandai dengan Kick off BKKBN Semesta Mencegah Stunting, Gerakan #CukupDuaTelur dicanangkan bekerja sama dengan Tribun Network, di Studio 1 KompasTv, Palmerah, Jakarta, Selasa (21/3/2023) siang.

Sambutan CEO Tribun Network Dahlan Dahi pada acara kick off BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Semesta Mencegah Stunting.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo sekaligus ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting dalam sambutannya mengatakan, mencegah sunting dapat dimulai dengan hal sederhana, seperti memperhatikan asupan gizi saat pernecanaan hamil.

Dia juga menyarankan untuk mengonsumsi protein hewani sebagai langkah pencegahan stunting pada balita.

Baca juga: Kampanye CukupDuaTelur BKKBN-Tribun Network Sukseskan Program Cegah Stunting di Indonesia

Protein hewani yang paling banyak dijumpai, paling mudah sekaligus murah adalah telur.

Sehingga konsumsi dua telur setiap hari adalah menjadi kampanye BKKBN dalam pencegahan sunting.

"Penanganan stunting harus terlaksana, Pak presiden sudah memberikan arahan agar tahun 2024 penurunan angka stunting mencapai 14 persen," katanya.

Hasto juga menyarankan orang tua merencanakan kehamilan dengan baik. Jarak waktu melahirkan jangan sampai terlalu dekat.

"Karena anak terlalu dekat (jarak kelahirannya) potensi stunting tinggi. Jangan kawin terlalu muda, jangan terlalu dekat jaraknya," katanya.

Hasto dalam acara tersebut menjelaskan makna stunting yang kerap disalahpahami.

"Stunting gagal tumbuh dan gagal berkembang. Tumbuh terkait ukuran badan. Berkembang terkait kemampuan intelektualnya," katanya.

Stunting, kata dia, pasti pendek dan kemampuan intelektual tidak berkembang. "Tapi pendek belum pasti stunting," katanya.

Dia menyebut, persentase stunting di Indonesia saat ini di angka 21,6 persen, menurun dari tahun sebelumnya di kisaran 24 persen.

Halaman
1234

Berita Terkini