Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Warga yang tergabung dalam Persatuan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) NTB bersama LSM Garuda Indonesia berunjuk rasa ke gedung DPRD Provinsi NTB.

Aksi solidaritas ini dilatarbelakangi peternak ayam lokal di NTB merugi besar dalam beberapa bulan belakangan ini, akibat harga jual ayam broiler (ayam potong/ras) yang anjlok di pasaran.

Peternak ayam merugi Rp1 miliar, kehilangan aset, hingga jatuh sakit stroke akibat merugi.

Karena itu, mereka berunjuk rasa ke kantor DPRD Provinsi NTB meminta nasib mereka diperhatikan.

Direktur Garuda Indonesia Muhammad Zaini menyatakan, peternak di NTB merugi akibat tiga perusahaan raksasa memainkan harga ayam di pasaran.

Baca juga: Anggota DPRD NTB Menilai KSP 11 Lahan di Gili Trawangan dengan WNA Merugikan Masyarakat

Yaitu PT Mitra Sinar Jaya Charoend Phokphand, PT Ciomas Adi Satwa dan PT Jaffa Comfeed Group.

Sebagai contoh dalam satu minggu belakangan, harga ayam potong di pasar seharga Rp10 ribu.

Sedangkan beberapa peternak lokal ayam di NTB menuturkan, modal satu ekor ayam potong untuk diproduksi minimal menghabiskan biaya Rp20 ribu.

"Kita merugi besar. Tidak untung, tidak kembali modal, bahkan harus berhutang ke bank," ucap salah satu peternak ayam lokal di DPRD NTB, Kamis (9/3/2023).

PINSAR mengendus adanya pelanggaran yang dilakukan tiga perusahaan tersebut.

Dengan mengirimkan sejumlah ayam ternak melebihi kebutuhan konsumsi yang ada di NTB tanpa izin.

Atas dasar tersebut, PINSAR dan LSM Garuda Indonesia meminta ke tiga perusahaan tadi untuk dicopot izin memasok daging di NTB.

Selain itu, PINSAR NTB dan LSM Garuda Indonesia meminta tiga perusahaan tersebut hanya memasok pakan maupun vitamin ayam potong.

Dan memberi standar patokan harga terendah ayam potong di pasaran, guna mencegah anjloknya harga ayam di pasaran.