Ia menyebut jika pihaknya terbuka melakukan komunikasi dengan siapapun sesuai pesan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. "Sesuai pesan Pak Prabowo Subianto, kami terbuka untuk menjalin komunikasi dengan semua partai politik demi persatuan dan kemajuan bangsa," ujarnya.
Budi menuturkan jika PKB sudah berkoordinasi dengan Gerindra sebelum bertemu Golkar. "Kami melihat ini adalah bagian dari ikhtiar sahabat-sahabat PKB untuk membuka komunikasi dan mengajak Golkar untuk berjuang bersama Gerindra dan PKB," ucapnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa Gerindra menyambut baik peluang Golkar dan KIB untuk bergabung memperkuat KIR. "Kami akan sangat senang bila ini bisa terjadi karena Ini sesuai dengan semangat persatuan yang selalu diteladani oleh Pak Prabowo Subianto," ucapnya.
Lawan tangguh
Peneliti Bidang Politik BRIN, Wasisto Rahardjo Jati juga menanggapi peluang kemungkinan KIB dengan KIR bergabung. “Saya pikir jika KIB dan KIR bergabung tentu akan menjadi koalisi super,” kata Wasisto.
Menurutnya, kekuatan politik KIB dan KIR apabila dilebur akan menjadi lawan yang tangguh bagi PDIP, yang hingga kini masih belum menentukan untuk berkoalisi dengan partai politik manapun.
Wasis meyakini KIR dan KIB memiliki peluang yang besar jika melebur dalam Pemilu 2024. Meski demikian, dia mengatakan, kedua poros koalisi ini perlu Capres yang memiliki popularitas bagus. Dengan demikian, Parpol yang tergabung dalam dua poros tersebut akan menjadi solid.
“Peluang (bergabung) tersebut sebenarnya besar. Jika didukung pula calon dengan popularitas yang besar,” kata Wasis.
Soal Capres dan Cawapres yang bakal diusung KIB dan KIR, menurut Wasis, banyak tokoh-tokoh besar di kedua koalisi tersebut. Misalnya saja, Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, juga Ketum PAN Zulkifli Hasan. Belum lagi ada Sandiaga Uno, Erick Thohir yang sangat mungkin bisa masuk ke dalam koalisi tersebut.
“Saya pikir ada banyak nama besar di koalisi tersebut, yang sepertinya tidak tersentral ke satu tokoh tertentu,” pungkas dia. (tribun network)