TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - PDIP menjadi satu-satunya Parpol yang sudah memenuhi syarat untuk mengusung pasangan Capres-Cawapres di Pilpres 2024.
Namun begitu, PDIP tidak mau maju sendiri alias akan menggandeng Parpol lain untuk berkoalisi.
"Kalau maju sendiri, ya PDIP cukup tapi kita tidak mau sendiri," kata Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat dalam dialog Satu Meja The Forum edisi 'Setelah Surya Paloh Temui Jokowi' yang ditayangkan Kompas TV, Sabtu (4/2/2023).
Baca juga: Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024 Hampir Final
Djarot menyebut, PDIP tetap akan mencari kawan koalisi untuk menghadapi kontestasi di tahun 2024.
Menurutnya, tak ada partai yang ingin maju sendirian meski partai tersebut cukup secara presidential threshold. Terlebih kata dia, dalam membangun dan mengurus bangsa tak bisa dilakukan sendirian.
"Memang betul PDIP bisa maju sendiri, tapi kita menginginkan ada juga yang bersama-sama dengan kita dong, siapa yang mau sendiri," kata dia.
"Jangan sendiri, karena mengurus bangsa ini harus bareng-bareng," tuturnya.
Seperti diketahui, hanya PDIP di parlemen yang mendapatkan minimal 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah dari Pileg 2019 yang dapat mencalonkan presiden dan wakil presiden.
PDIP meraih 22,6 persen dari 575 kursi DPR. Sehingga hanya PDIP yang bisa mengusung Capres dan Cawapres dalam Pilpres 2024 tanpa berkoalisi.
Djarot juga menyinggung partai politik yang sejak dini telah mendeklarasikan sosok bakal calon presidennya untuk Pilpres 2024. Padahal menurutnya, belum tentu sosok tersebut yang bakal didaftarkan ke KPU.
"Deklarasi bakal calon, pertanyaan saya apa pasti itu yang akan didaftarkan di KPU," kata Djarot.
Mengingat, kata Djarot, masih ada waktu yang cukup panjang sebelum pendaftaran calon pada Oktober mendatang di KPU. Dinamika politik menurutnya juga sangat mungkin terjadi dalam rentang waktu tersebut.
"Nggak ada yang pasti, ini masih sangat panjang, sangat dinamis. (Karena) Kepentingannya macam-macam," terangnya.
Ia menyebut Parpol yang mendeklarasikan dini sosok bakal calon presidennya merupakan partai yang terjebak dalam kepentingan sesaat dan pragmatis. "Itu lah kalau kita terjebak kepentingan sesaat dan pragmatis," ujar Djarot.
Sementara PDIP, kata dia, memiliki kepentingan jangka panjang dengan semangat menginginkan terwujudnya Indonesia Emas pada 2045. Atas alasan tersebut, lanjut Djarot, PDIP tak buru-buru mendeklarasikan sosok Capresnya lantaran memfokuskan pada pembahasan soal visi 2045 tersebut.
"Kalau kita kepentingannya jangka panjang, kita menginginkan 2045 betul-betul Indonesia jadi Indonesia Emas, 100 tahun Indonesia merdeka," kata dia. (tribunnews)