Di lini depan misalnya adalah sekelompok pemain muda yang dijuluki “perninhas rapidas” atau “kaki-kaki kecil yang cepat”. Mereka mencakup Raphinha, Vinicius Jr, Gabriel Martinelli, Antony, dan Rodrygo.
“Brasil jauh lebih siap saat ini dibandingkan Piala Dunia 2018 dan 2014. 'Perninhas rapidas' telah mengangkat sebagian beban dari pundak Neymar,” kata pengamat sekaligus mantan pemain internasional, Grafite kepada BBC Sport.
“Jelas, jika kami ingin juara di Qatar, kami membutuhkan Neymar dalam kondisi terbaiknya. Tapi kami tidak lagi hanya bergantung pada Neymar. Berbeda dengan di masa lalu, kami memiliki kedalaman yang luar biasa di semua lini,” ujarnya melanjutkan.
“Neymar tidak sendirian di tim ini. Jika dia mengoper ke kanan, dia akan menemukan Raphinha, misalnya, yang sangat berbahaya ketika satu lawan satu, bisa menggiring bola dan memotong ke dalam. Di mana pun Anda melihat tim ini, entah itu di pertahanan, lini tengah, dan serangan, ada bakat di mana-mana,” kata Grafite.
Tim Samba juga mengusung sejumlah rekor lain di Piala Dunia 2022 ini. Mereka jadi tim pertama yang bermain 22 kali di Piala Dunia, dan juga yang bermain paling banyak (109 kali).
Selecao tercatat pula jadi tim dengan rekor paling banyak tak terkalahkan di babak penyisihan grup, sebanyak 17 kali. (tribun network/den)