TRIBUNLOMBOK.COM - Misteri kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat mulai menemui titik terang.
Pihak kepolisian akhirnya menemukan sederet fakta baru terkait kematian keluarga di Kalideres tersebut.
Berdasarkan temuan polisi, keluarga di Kalideres itu diduga melakukan praktik ritual tertentu.
Perlu diketahui, penyidik Polda Metro Jaya telah bekerja sama dengan tim asosiasi psikologi forensik untuk menyelesaikan kasus ini.
Sementara dugaan ritual tertentu itu muncul setelah polisi menemukan beberapa barang berupa buku mantra dan kemenyan.
Barang bukti tersebut ditemukan di dalam rumah milik Rudyanto Gunawan dan Margaretha.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.
"Selain itu ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," kata Hengki seperti dikutip dari Kompas.
Polda Metro Jaya kini berencana untuk memanggil serta meminta keterangan pada ahli sosiologi dan agama.
Mereka bakal diminta untuk membaca dan mengnalisa soal temuan buku mantra tersebut.
"Kami akan mengundang ahli sosiologi, agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku mantra," ujar Hengki.
Hengki mengatakan, penyidik Polda Metro Jaya juga akan memeriksa patologi anatomi untuk mengetahui penyebab kematian empat orang dalam satu keluarga itu.
"Saat ini sedang didalami para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM atau Universitas Indonesia," kata Hengki.
Sang Ibu Meninggal Terlebih Dahulu
Hengki sebelumnya sempat mengungkapkan bahwa Dian (40), anak dari pasangan Rudiyato Gunawan (71) dan Reni Margaretha (68), adalah yang terakhir meninggal dunia dari ketiga keluarganya.
"Dugaan kuat yang meninggal terakhir adalah Dian, putri dari Rudiyanto dan Reni Margaretha," ujar Hengki dalam keterangannya, Sabtu (26/11/2022) seperti dikutip dari Kompas.
Hengki lalu menjelaskan posisi penemuan jenazah Dian.
Menurutnya, Dian ditemukan di dalam kamar.
Terlihat jenazah sang ibu di samping jasad Dian.
Polisi menduga bahwa Reni meninggal dunia terlebih dahulu.
"Jenazah ibunya yang sudah terjadi mumifikasi, namun terlihat terawat. Alas tidurnya rapih, kasurnya rapi. Ada kain di bawah jenazah ibunya," kata Hengki.
"Dan jenazah Dian ada di sebelahnya sambil memeluk guling. Dan kamar dikunci dari dalam," kata Hengki.
Namun sampai dengan saat ini polisi belum mengungkap penyebab kematian empat orang anggota keluarga tersebut.
Sebelumnya, polisi menyatakan hasil penelitian feses empat jenazah itu oleh Tim Kedokteran Forensik bisa membantu mengetahui penyebab kematian.
Baca juga: Petunjuk Penting untuk Ungkap Kematian Keluarga di Kalideres: Pesan Misterius, Bedak dan Lilin Merah
"Apakah arti dari pada temuan otopsi itu? Nanti ahli yang menjelaskan. Mungkin bisa mengungkap atau justru mematahkan praduga yang selama ini, kami belum tahu," ujar Hengki kepada wartawan, Kamis (24/11/2022).
Menurut Hengki, tim dokter forensik akan meneliti feses yang ditemukan itu untuk mengetahui kandung-kandungan di dalamnya.
Dengan begitu, hasil penelitian feses tersebut sangat mungkin menjadi informasi kunci untuk mengungkap penyebab kematian empat anggota satu keluarga itu.
"Feses ini kami harus teliti di laboratorium Ini mengandung apa harus kita teliti lagi," kata Hengki.
Keberadaan Rudyanto tidak jelas saat istrinya meninggal
Kejanggalan berikutnya ialah, keberadaan Rudyanto tak diketahui saat pegawai koperasi simpan pinjam mendatangi rumah keluarga tersebut yang hendak digadaikan. Hal itu kembali diutarakan Hengki.
Baca juga: Saksi Kasus Kalideres Lihat Dian Beri Minum dan Sisir Rambut Rontok Mayat Sang Ibu: Katanya Tertidur
"Tidak terlihat, hanya Dian dan Margaretha dan Budiyanto," ujar Hengki
Menurut Hengki, pegawai koperasi simpan pinjam mendatangi rumah tersebut pada 13 Mei 2022. Saat itu, salah satu penghuni, yakni Budyanto hendak menggadaikan sertifikat rumah.
Pegawai koperasi tersebut mengaku melihat Dian menangis di dalam kamar bersama ibunya, yakni Margaretha, yang sudah terbujur kaku di kasur.
"Si Dian menangis, dan menganggap bahwa ibunya tetap hidup. Setiap hari dikasih minum susu, dimandikan. Perilaku itu yang sedang kami teliti oleh psikolog forensik," kata Hengki.
Budyanto jual aset yang bukan miliknya
Kejanggalan berikutnya ialah adanya upaya Budyanto menjual aset yang bukan miliknya. Hal itu diketahui dari pengakuan saksi yang merupakan pegawai koperasi simpan pinjam.
Ia mengungkapkan bahwa Budyanto, saudara kandung Margaretha, hendak menjual rumah milik Margaretha.
Pada 13 Mei 2022, saksi hendak mensurvei rumah di Perumahan Citra Garden 1 itu. Saat hendak mensurvei, pegawai koperasi meminta dipertemukan dengan Margaretha karena sertifikat rumah tersebut atas nama Margaretha.
Namun saat masuk ke kamar, pegawai koperasi itu terkejut karena justru menemukan tubuh Margaretha sudah tebujur kaku lantaran sudah meninggal.
Polisi pun belum menemukan alasan Budyanto menggadaikan sertifikat rumah yang bukan miliknya itu.
Dian Beri Minum dan Sisir Rambut Rontok Mayat Sang Ibu
Hengki mendapatkan keterangan ini dari seorang saksi.
Saksi yang dimaksud adalah pegawai koperasi simpan pinjam.
Orang tersebut sempat berkomunikasi dengan keluarga yang ditemukan tewas mengenaskan itu.
Tak hanya itu, saksi juga pernah berinteraksi dengan mereka.
Semua bermula dari saksi yang hendak melakukan survei rumah.
Menurutnya, salah satu penghuni yang bernama Budiyanto hendak menggadaikan sertifikat rumahnya.
Saksi lantas mengunjungi lokasi rumah tersebut.
Ia bersama pihak mediator mengaku sempat mencium bau tidak sedap.
Sontak, muncul kecurigaan dari keduanya.
Menurut Hengki, pegawai koperasi meminta kepada Budiyanto untuk dipertemukan kepada Margaretha.
Baca juga: Terungkap Fakta Satu keluarga Tewas di Kalideres: Jasad Ibu Disuapi Susu hingga Rambutnya Disisir
Sebab, sertifikat tersebut tercatat atas nama Margaretha.
Saat itu, Dian berdalih bahwa ibunya sedang tertidur sehingga tidak menyalakan lampu.
Pegawai yang curiga pun diam-diam menyalakan senter dari ponselnya dan mendapati Margaretha sudah menjadi mayat.
Dian mengaku masih memberikan ibunya minum berupa susu.
Selain itu, ia juga mengaku masih setia menyisir rambut jenazah ibunya yang mulai rontok.
(Kompas)