Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Galan Rezki Waskita
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menyebut program ketahanan pangan bersifat simultan.
Maksudnya, program ini menyertakan banyak pihak yang turut bertanggung jawab.
Program ini menyusur mulai dari hulu (produksi), hilir (pengelolaan pangan, pemasangan, distribusi) sampai untuk mengetahui kesehatan masyarakat.
Contoh konkretnya, pemerintah memiliki cadangan pangan.
Di desa ada yang disebut cadangan pangan masyarakat.
"Jadi kalau sewaktu-waktu ada bencana, itu bisa dikeluarkan," kata Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan DKP KSB Indrajaya Kamis, Kamis (24/11/2022).
Baca juga: DKP KSB Jelaskan Gema Pesal, Program Pekarangan Pangan Lestari Khusus untuk Tangani Stunting
Begitu pula dengan PKH dari Kementerian Sosial termasuk juga bentuk upaya ketahanan pangan.
"Alhamdulillah di KSB itu kita tergolong daerah hijau," kata Indrajaya.
Warna ini adalah penanda tingkat kerentanan pangan di Indonesia.
Hijau artinya baik/aman, kuning maksudnya waspada, dan merah artinya rentan.
Meski demikian tidak diartikan masyarakat bebas kemiskinan atau stunting.
Karena khusus stunting, bukan sebatas kurangnya ketersediaan pangan melainkan juga pola asuh.
(*)