Budiyanto lantas menjawab jika bau busuk tersebut hanya berasal dari got yang belum sempat dibersihkan.
Kemudian para saksi masuk ke dalam rumah bersama Budiyanto dan diajak ke kamar Reni Margareta.
Namun, saat itu sang anak, Dian Febbyana meminta untuk tidak menyalakan lampu kamar sang ibu, Reny Margareta.
"Begitu pintu kamar dibuka, pegawai ini masuk, menyeruak bau yang lebih busuk. Di mana ibunya ini lagi tidur, tapi jangan dinyalakan lampu karena ibu saya sensitif terhadap cahaya," ujar Hengki menirukan ucapan Dian.
Tanpa Dian ketahui, ternyata pegawai koperasi simpan pinjam tersebut menyalakan senter HP dan dikejutkan dengan kondisi Reni Margareta.
Saat itu Ronny Margareta sudah menjadi mayat.
"Begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahuakbar, ini sudah mayat, pada tanggal 13 Mei," ujar Hengki. dikutip dari Kompas.tv.
Pada akhirnya, mediator dan dua pegawai tersebut langsung pergi dan tidak melanjutkan proses gadainya tersebut.
Ditemukan Ponsel Korban
Polisi menemukan dua ponsel korban di rumah satu keluarga tewas di Kalideres.
Hengki mengungkapkan, dua ponsel yang ditemukan tersebut diduga digunakan bersama-sama oleh keempat korban.
"Satu HP digunakan oleh masing-masing dua orang, dan kami lihat di sini ternyata ada aplikasi PeduliLindungi atas nama masing-masing dua orang," ujar Hengki kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).
Tim ahli digital forensik yang memeriksa ponsel tersebut menemukan pesan komunikasi satu arah dari ponsel pertama ke ponsel kedua.
Pesan yang ditemukan mengandung banyak kata-kata yang bersifat negatif.
"Jadi banyak sekali kata-kata berisi tentang emosi yan bersifat negatif, yang saat ini sedang didalami oleh pihak psikologi forensik," ujar Hengki, dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com/Kompas.tv/Kompas.com/WartaKotalive.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta Baru Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Meninggal sejak 6 Bulan lalu hingga Ada Saksi Baru