WASPADA 40 Titik Rawan Banjir dan Longsor di Lombok Utara, BPBD NTB Siagakan Tim Reaksi Cepat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiang listrik yang tumbang akibat banjir dan longsor di ruas jalan Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Senin (17/10/2022).

Laporan Wartawan Tribunlombok.com Lalu M Gitan Prahana

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebut 7 titik longsor menutup akses jalan di Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara.

Tapi warga juga perlu mewaspadai 33 titik longsor di sejumlah tempat di Lombok Utara.

Untuk mengantisipasi potensi tersebut, BPBD NTB menyiagakan tim reaksi cepat hadapi kebencanaan.

"Kami dari BPBD tetap siap siaga, dimana tim reaksi cepat juga akan tetap di sini agar evakuasi cepat kita lakukan," ujar Kepala Pelaksana BPBD NTB Ruslan Abdul Gani, Senin (17/10/2022).

Ia menghimbau masyarakat tetap waspada dan hati-hati, terlebih intensitas curah hujan cukup tinggi akhir-akhir ini.

Baca juga: Banjir dan Longsor Rendam Sekolah, Siswa SDN 4 Malaka Diliburkan Sementara

Berdasarkan pantaun Tribunlombok.com, selain lumpur dan material batu sisa longsor, pohon dan tiang listrik tumbang di sepanjang jalan Desa Malaka, Kecamatan Pemenang.

"Sehingga masyarakat diharapkan bisa melalui jalur Pusuk untuk sementara waktu," harap Ruslan.

Proses evakusi terus dilakukan dengan melibatkan anggota TNI, Polri, Satpol PP, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, PLN hingga stakeholder terkait.

Mereka membersihkan pohon tumbang, material batu, tanah, dan lumpur yang menumpuk di jalan, hingga mengirimkan logistik kepada warga terdampak.

Mantan Karo Hukum Setda NTB itu menyebutkan, ke depan pihaknya akan melakukan berbagai langkah dalam mitigasi bencana di tempat tersebut.

"Sebetulnya kami juga sudah programkan dalam hal mitigasi bencana denga melakukan penghijauan berupa penanaman pohon guna mengantisipasi banjir dan longsor kedepan," ungkapnya.

Sebab pohon-pohon di atas bukit tersebut sangat minim.

(*)

Berita Terkini