TRIBUNLOMBOK.COM - Berikut ini bacaan niat sholat gaib yang dilengkapi dengan rukun pelaksanaannya.
Adapun cara sholat gaib ini pada dasarnya sama dengan salat jenazah.
Perbedaannya pada niat sholat gaib dengan niat sholat jenazah.
Dikutip dari jabar.nu.or.id, sholat gaib bermula dari kematian Raja Najasyi bin Abjar penguasa negeri Habasyah yang kini menjadi negara Ethiopia.
Baca juga: Bacaan Niat Sholat Tahajud, Lengkap dengan Dzikir dan Keutamaannya
Raja Najasyi wafat pada bulan Rajab tahun 9 Hijriyah yang menjadi cikal bakal syariat sholat gaib.
Rasulullah SAW melakukan sholat gaib bukan hanya untuk Raja Najasyi melainkan pula kepada tiga sahabat.
Antara lain Mu’awiyah bin Mu’awiyah al-Muzanni yang wafat di Madinah kemudian Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abu Thalib yang syahid dalam pertempuran Mu’tah saat melawan kekaisaran Romawi Timur.
Dalil Nabi Muhammad SAW sholat Ghaib atas Raja Najasyi adalah hadits shahih yang disepakati Imam al-Bukhari dan Muslim.
Di antara dalil tersebut adalah riwayat dari Abu Hurairah ra: أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم نَعَى النَّجَاشِيَّ فِي الْيَوْمِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ، وَخَرَجَ بِهِمْ إِلَى الْمُصَلَّى، فَصَفَّ بِهِمْ وَكَبَّرَ عَلَيْهِ أَرْبَعًا. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Artinya, “Sungguh Nabi saw memberitakan kabar kematian Raja Najasyi di hari kewafatannya, lalu beliau bersama para sahabatnya keluar ke tempat shalat, membariskan sahabatnya dan bertakbir sebanyak empat kali (shalat Ghaib).” (Alawi Abbas al-Maliki, Hasan Sulaiman an-Nuri, Ibânatul Ahkâm Syarhul Bûlugil Marâm, juz II, halaman 173).
Syarat Sah Sholat Gaib
Masih dikutip dari jabar.nu.or.id, berikut ini syarat sah sholat gaib.
1. Jenazah berada di luar daerah yang jauh atau tempat dekat tapi sulit dijangkau. Jika masih berada dalam satu daerah tapi masih bisa dijangkau, maka sholat gaib tidak sah.
2. Mengetahui atau kuat dugaan bahwa jenazah sudah dimandikan. Apabila tidak, maka sholat gaib tidak sah.
Niat Sholat Gaib
Saat melakukan takbiratul ihram, Anda harus niat sebagai berikut:
Baca juga: Niat Sholat Jumat Dilengkapi dengan Tulisan Latin, Tata Cara dan Sunahnya
a. Jenazah Laki-laki
أُصَلِّي عَلَى مَيِّتِ (فُلَانِ) الْغَائِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى Ushallî ‘alâ mayyiti (fulân) al-ghâ-ibi arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya menyalati jenazah ‘Si Fulan (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”
b. Jenazah Perempuan
أُصَلِّي عَلَى مَيِّتَةِ (فُلَانَةٍ) الْغَائِبَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى Ushalli ‘ala mayyitati ‘fulanah’ al-ghaibati arba’a takbiratin fardhal kifayâti imaman/ma’muman lillahi ta’ala.
Artinya, “Saya menyalati jenazah ‘Si Fulanah (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”
c. Jenazah dua laki-laki/satu laki-laki dan satu perempuan/dua perempuan.
أُصَلِّي عَلَى مَيِّتَيْنِ/مَيِّتَتَيْنِ (فُلَانٍ وَفُلَانٍ-فُلَانٍ وَفُلَانَةٍ/فُلَانَةٍ وَفُلَانَةٍ) الْغَائِبَيْنِ/الْغَائِبَتَيْنِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامَا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî ‘alâ mayyitaini/mayyitataini ‘Fulânin wa Fulânin—Fulân wa Fulânah/Fulanâh wa Fulânah’ al-ghaibaini/al-ghaibataini arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya menyalati dua jenazah ‘Si Fulan dan Si Fulan/Si Fulan dan Si Fulanah/Si Fulanah dan Si Fulanah (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”
c. Jenazah banyak seperti korban bencana atau korban tragedi kematian massal
أُصَلِّي عَلَى جَمِيعِ مَوْتَى قَرْيَةِ كَذَا الْغَائِبِينَ الْمُسْلِمِينَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامَا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî ‘alâ jamî’i mautâ qaryati kadzâl ghaibînal muslimîna arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ. Artinya,
“Saya menyalati seluruh umat muslim yang jadi korban di desa ‘...’ (sebutkan nama desanya) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”
Baca juga: Bacaan Doa Niat Sholat Dhuha Lengkap dengan Latin dan Arti, Perbanyak Ibadah di Bulan Puasa Ramadan
Tata Cara Sholat Gaib
Dikutip dari laman Bimas Islam, berikut ini tata cara atau rukun sholat gaib.
1. Takbiratul ihram dan baca niat
Saat sudah melakukan takbir dan niat, Anda perlu membaca Taawuz, Basmalah, dan Surah al-Fatihah. Tidak disunahkan membaca doa iftitah.
2. Takbir Kedua dan Membaca Salawat
Setelah melakukan takbir kedua, Anda perlu membaca shalawat berikut:
Allaahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammad, wa 'alaa aali Sayyidinaa Muhammad.
3. Takbir Ketiga
Setelah melakukan takbir ketiga, Anda perlu membaca doa berikut:
Allaahummagfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum waj'alil jannata matswahum.
4. Takbir Keempat
Setelah melakukan takbir keempat, Anda perlu membaca doa berikut:
Allaahunma la tahrimna ajrahum wa laa taftinnaa ba'dahum waghfir lanaa wa lahum.
5. Membaca Salam
Anda perlu mengucapkan salam pertama ke sebelah kanan dan salam kedua ke sebelah kiri dengan mengucapkan kalimat salam.
(TribunLombok.com)