Nahdlatul Wathan

Doa Keberkahan Ilmu Nahdlatul Wathan, Pendiri NW Tekankan Pentingnya Santri Menjaga Aib Guru

Editor: Sirtupillaili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Santri Ma'had Darul Qur'an wal Hadis Nahdlatul Wathan. Berikut ini doa keberkahan ilmu Nahdlatul Wathan.

TRIBUNLOMBOK.COM - Pendiri Nahdlatul Wathan atau NW Maulana Syaikh TGKH M Muhammad Zainududdin Abdul Madjid mewariskan banyak doa-doa dan sholawat bagi muridnya.

Termasuk doa Nahdlatul Wathan untuk mendapatkan keberkahan saat menuntut ilmu.

Berikut ini doa keberkahan ilmu Nahdlatul Wathan, lengkap dengan artinya.

اللهم استر عيب سيخي عني

ولا تذهب بركة علمه مني

Lafaz: Allahumastur 'aiba syaikhi 'anni wala tudzhib barakata 'ilmhi minni.

Artinya: Tutuplah aib guruku dariku dan jangan hilangkan barakah ilmunya dariku.

Ini adalah doa yang sangat erat hubungannya dengan santri Nahdlathul Wathan.

Baca juga: Hizib Nahdlatul Wathan; Sejarah Penyusunan, Makna, dan Kandungan dalam Bacaan Hizib

Hal itu karena tradisi mendoa dengan doa ini nyaris hanya terdengar di majlis pengajian Nahdlatul Wathan.

Dalam doa ini, pendiri Nahdlatul Wathan Maulana Syaikh TGKH M Muhammad Zainududdin Abdul Madjid mengajarkan etika belajar.

Etika itu terkait upaya murid menjaga ilmunya dan menjaga barakah ilmunya.

TGKH M Muhammad Zainududdin Abdul Madjid tidak hanya mengajarkan untuk menjadi pelajar yang pintar semata.

Namun yang paling penting adalah super ilmunya, serta barakah ilmunya.

Ilmu yang barakah adalah ilmu yang semakin lama semakin bermanfaat.

Ilmu yang barakah itu semakin membuat pemiliknya menjadi semakin baik, semakin saleh.

Baca juga: Profil Pendiri Nahdlatul Wathan, Nama Kecil dan Pendidikan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

Ilmu barakah bahkan bukan saja bermanfaat untuk pribadi pemiliknya.

Namun juga untuk kebaikan umum, kebaikan umat Islam dan peradaban.

Ilmu yang barakah adalah ilmu yang diperoleh dari guru yang dipercaya kealimannya, dipercaya keshalihannya.

Tentu saja guru tersebut adalah guru agama yang dipilih sebelum belajar.

Untuk menjaga kebersihan hati dalam belajar dan juga kebersihan ilmu yang diperoleh, TGKH M Muhammad Zainududdin Abdul Madjid mengajarkan strategi jitu untuk itu.

Salah satunya adalah kesediaan untuk menghindari atau mengabaikan kekurangan guru.

Baca juga: Profil Pendiri Nahdlatul Wathan, Nama Kecil dan Pendidikan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

Pendiri Nahdlatul Wathan Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainududdin Abdul Madjid dengan karyanya Sholawat Nahdlatain. (Dok.Istimewa)

Sebagaimana manusia lainnya, guru juga pasti pernah berbuat salah.

Namun sebagai murid, tidak sepantasnya untuk mencari kesalahannya apalagi menggunjingkan di depan khalayak umum.

Akan lebih baik bagi seorang murid untuk tidak mencari tahu aib gurunya.

Karena jika diketahui aib seorang guru, menyebabkan hilangnya muru'ah (wibawa) gurunya di hadapan murid.

Maka dengan itu, tidak bisa tersalurkan ilmu dan barakahnya.

Oleh sebab itulah, TGKH M Muhammad Zainududdin Abdul Madjid mengajar doa ini.

Dengan harapan agar terhindar dari penghalang masuknya ilmu dan barakah.

Setelah mencermati syarat guru yang tepat dan berserah diri untuk belajar.

Dikutip dari buku Muhammad Tohri,dkk berjudul Menyusuri Keagungan Cinta Maulana, seorang murid harus berusaha untuk menghindari dari kemungkinan mengetahui hal-hal yang kurang patut terkait kepribadian guru.

Dengan mencegah diri untuk mengetahui aib guru, akan diberikan jaminan berupa keberkahan.

Selain itu, seorang murid mesti berprasangka baik kepada gurunya.

Jangan sampai tersirat buruk sangka yang menyebabkan hilangnya keberkahan ilmu.

Berbeda pendapat boleh, namun rasa hormat jangan sampai hilang dari seorang murid.

Memilih guru adalah memilih sumber belajar agama. Agar terhubung dengan pembawa ajaran agama yang agung, yakni Rasulullah SAW.

Agama seseorang ditentukan oleh guru agamanya.

Etika pelajar adalah menghargai guru dengan memohon kepada Allah SWT. Agar aib keperbadianl guru tidak terumbar.

Doa ini merupakan doa dari ulama-ulama terdahulu yang ditunjukkan kepada gurunya.

Kemudian pada saat ini Maulana Syaikh TGKH M Muhammad Zainududdin Abdul Madjid mengadopsi cara itu untuk dirinya dan diijazahkan kepada muridnya.

"Tutuplah aib guruku dariku dan jangan hilangkan barakah ilmunya dariku".

Dengan doa ini, semoga kita dapat meraih ilmu yang bermanfaat dengan tetap menjaga prasangka yang baik kepada guru-guru kita semua.

(*)

Tulisan ini merupakan karya Ruhul Qudus, mahasiswa IAIH NW Lombok Timur.

Berita Terkini