Tidak hanya pantai, peternak yang melintas menggembalakan kerbau di bukit ini menjadi daya tarik tersendiri.
Bila merasa haus setelah naik ke bukit, pengunjung bisa membeli kelapa muda segar di pintu masuk.
Harganya cukup terjangkau yakni hanya Rp 10 ribu.
Untuk masuk ke tempat ini, pengunjung juga akan dikenakan tarif parkir Rp 10 ribu oleh warga yang berjaga di lokasi tersebut.
Pengunjung mengunjungi Bukit Merese dari pagi pukul 06.00 WITA hingga 18.00 WITA.
Jejak Geologi Bukit Merese
Perbukitan dan kawasan Tannjung Aan, termasuk Bukit Merese bukan perbukitan biasa.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) NTB Kusnadi menjelaskan, batuan yang ada di bukit terbentuk oleh proses vukanisme bawah laut sekitar 20 sampai 30 juta tahun lalu.
Ahli geologi menyebutnya sebagai Kala Oligosen-Miosen, dimana pada saat itu pulau Lombok belum terbentuk atau belum muncul di permukaan, sehingga proses yang terjadi adalah proses gunung api bawah laut.
”Proses gunung api bawah laut tersebut menghasilkan endapan vulkanik yang unik disebut endapan Pepperit,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kusnadi menjelaskan, proses eksogen berupa pelapukan dan erosi yang terjadi setelah pulau Lombok terangkat 10 juta tahun lalu.
Hal itu mengakibatkan bentuk bukit di pantai selatan relatif tumpul.
”Proses abrasi air laut yang masih aktif memahat batuan-batuan pada bukit pinggir pantai menjadi unik, seperti batu payung,” tandasnya.
Rute Menuju Bukit Merese
Bukit Merese masuk wilayah Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Rute menuju Bukit Merese dengan mudah bisa dicek di google map.