Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Momentum peringatan Hari Anak Nasional di NTB membuka peluang bagi anak-anak untuk mencurahkan keinginannya pada pemerintah.
Curhatan anak ini langsung didengarkan Ketua Penggerak PKK NTB Niken Zulkieflimansyah.
Salah satunya terkait pernikahan dini yang masih terjadi di NTB.
Ketua forum anak dari berbagai daerah ini menyampaikan kegelisahan mereka.
Baca juga: Peringatan HAN 2022 di NTB, Bunda Niken: Anak Putus Sekolah Masih Berhak Dapatkan Ijazah
Mereka berharap anak yang sudah terlanjur menikah dini diberi fasilitas untuk mendapatkan pendidikan yang baik sehingga masa depan mereka dapat terjamin.
Selain itu, mereka juga berharap program pemerintah yang memihak hak-hak anak.
“Saya berharap anak-anak juga dilibatkan dalam pembangunan daerah, sehingga kami bisa dilibatkan juga dalam musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan),” kata perwakilan anak dari Lombok Timur, Alfaradisa.
Bunda Niken mengapresiasi anak-anak yang mencurahkan isi hatinya kepada pemerintah.
Masukan dari anak ini sangat dibutuhkan sehingga Pemda dapat mengetahui program apa saja yang dapat dilakukan dan yang dapat diperbarui.
“Upaya pencegahan pernikahan dini sudah dilakukan dengan memberikan batasan minimal usia perkawinan, yaitu 19 tahun ke atas," terangnya.
Bunda Niken pun memberi saran Musrenbang tingkat anak lalu menghasilkan rekomendasi untuk diajukan kepada pemerintah daerah.
Sementara itu, anggota Forum Anak dari Lombok Barat menyampaikan curhatan ingin diadakan Posyandu remaja.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Dimulai Hari Ini dengan Sasaran 1,9 Juta SDM Kesehatan
“Karena biasanya ada konseling sebaya dan senam anak, tapi karena pada saat posyandu keluarga itu ada dokter, jadi tidak bisa kami lakukan. Selain itu, posyandu keluarga juga dilakukan pada pagi hari saat kami pergi sekolah,” ujarnya.
Bunda Niken mengapresiasi semua curhatan dari anak-anak yang hadir pada perayaan HAN 2022 di Taman Budaya Provinsi NTB itu.
Dia mengaku sangat senang anak bisa terbuka memberikan curahan isi hatinya.
Terakhir curahatan-curhatan tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam program-program pemerintah yang berkaitan dengan anak.
(*)