Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Sebaran lahan kritis di Lombok Timur terus meningkat.
Pengelolaan lahan kritis di Lombok Timur ini melalui penanaman pohon Kayu Putih
di Kecamatan Pringgabaya dan Kecamatan Sambelia.
Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Rinjani Timur, Mustara Hadi saat di Konfirmasi TribunLombok.com Senin (25/7/2022) mengatakan, Kayu Putih ini sebagai solusi lahan kritis.
Dia menyebut Kayu Putih juga dapat dijadikan sumber pendapatan bagi masyarakat.
Baca juga: VIRAL Emak-emak di Dompu Curi Minyak Kayu Putih Demi Anaknya yang Sakit, Netizen Kumpulkan Donasi
"Kayu Putih bisa jadi solusi pas, di mana juga daun dan ranting yang ada juga dapat dijual, dijadikan minyak Kayu Putih," ucapnya.
Ia menyebut, NTB memiliki program penanaman Kayu Putih untuk lahan kritis di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat.
"Di Sekotong, petani sudah menikmati hasilnya. Daun dan rantingnya dijual masyarakat per-kilonya sekitaran Rp 500 ribu, sampai Rp 700 ribu," sebutnya.
Hadi mengungkapkan, secara keseluruhan di Sekotong setiap melalukan panen selama dua minggu hasilnya bisa mendapatkan kayu putih sebanyak 26 ton.
Jika di ambil harga terendah Rp 500 ribu dikalikan 26 ton maka petani bisa menghasilkan Rp 13 juta.
"Tanpa perawatan intensif kayu putih ini, menghasilkan uang," jelasnya.
Selain itu, Kayu Putih dapat diselingi dengan tanaman lain seperti, jagung, ubi, dan tanaman-tanaman yang dapat hidup di lahan kritis lainnya.
Dia telah mencoba menanam 20 ribu Kayu Putih di kawasan produksi seluas 50 hektare di Pringgabaya sejak 2020 dan 2021.
Baca juga: 8 Manfaat Minyak Kayu Putih: Terapi Sederhana Anosmia hingga Meredakan Gejala Herpes
"Saat ini 60 persen hidup dan segera dipanen," katanya.
Namun, sementara ini pihak ketiga sedang melakukan peninjauan ketersediaan bahan baku di Pringgabaya sebagai bahan kerja sama.
"Masyarakat yang mengelola kawasan hutan produksi rencana bekerja sama dengan PT. Galih Tulen Aksiri Lombok," pungkasnya.
(*)