TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK - PT Bio Farma (Persero) menargetkan vaksin Covid-19 BUMN bisa diproduksi akhir tahun 2022 ini.
Produksi massal vaksin baru bisa dilakukan setelah mereka menyelesaikan uji klinis fase 3 dan mendapat izin edar.
R Rifa Herdian, selaku Corporate Secretary & Investor Relation PT Bio Farma menjelaskan, saat ini mereka tengah melakukan uji klinis vaksin fase 3 di Puskesmas Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
Sebanyak 953 orang relawan terlibat dalam uji klinis tersebut dan menerima suntikan vaksin Covid-19 BUMN.
"Mudahan akhir tahun ini kita sudah bisa memproduksi vaksin Covid-19 BUMN ini," kata Herdian, saat bincang-bincang dengan media, di Mataram, Jumat (8/7/2022) malam.
Herdian menerangkan, pelaksanaan uji klinis fase 3 dilakukan setelah Bio Farma mendapatkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) fase 3 dari Kepala Badan POM Penny K. Lukito, tanggal 6 Juni 2022.
Serta kick aff-nya dihadiri oleh kepala BPOM, Meneg BUMN, dan Menteri Kesehatan.
Baca juga: Belum Vaksin Booster Dilarang Naik Pesawat Sebelum Tes PCR/Antigen Per Juli 2022, Simak Aturannya
Selain dilaksanakan di Semarang dan Lombok, uji klinis fase 3 dilaksanakan di Jakarta bekerjasama Fakultas Kedokteran UI.
Kemudian di Padang bekerja sama Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, dan di Kota Makassar bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran, Unhas.
Herdian mengatakan, kiprah Bio Farma dan anak usahanya memerangi pandemi merupakan bentuk komitmen dari BUMN Farmasi menjalankan peran strategis menjaga stabilitas penyediaan dan distribusi vaksin secara nasional yang memenuhi standar tertinggi WHO.
"Vaksinasi Covid-19 merupakan game changer, untuk membantu bangsa Indonesia keluar dari permasalahan pandemi," katanya.
Baca juga: Vaksinasi PMK Hewan Ternak di NTB Minim, Baru Capai 2.340 Ekor
Kunjungan ke lokasi uji Klinis Lombok, kata dia, merupakan bentuk apresiasi dari Manajemen Bio Farma atas kerja sama tim peneliti, dinas kesehatan, dan masyarakat Lombok yang terjalin baik.
Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak yang mendukung penelitian dan pengembangan vaksin BUMN tersebut.
"Ini merupakan wujud dari kemandirian bangsa Indonesia dalam melawan pandemi COVID-19," katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, vaksin Covid-19 BUMN ini merupakan vaksin pertama yang pengembangannya dari hulu hingga hilir dikembangkan di Indonesia oleh Bio Farma.
"Dari tahapan riset & pengembangan hingga uji klinis telah dipastikan memenuhi standar tinggi sesuai regulasi internasional," katanya.
Sementara itu, dr Yetty Movieta Nency, Sp.A(K)-IBCLC, selaku Ketua Tim Peneliti Center Semarang FK Undip menerangkan, uji klinis vaksin Covid-19 BUMN dilakukan dalam tiga fase.
Fase 1 untuk menilai keamanan vaksin, dilakukan bulan Maret 2022 di Semarang dan Jakarta. Fase 1 melibatkan 100 orang relawan.
Hasil uji klinis fase 1 menunjukkan vaksin Covid-19 BUMN aman.
Sehingga BPOM mengeluarkan izin untuk uji fase selanjutnya.
Uji klinis fase 2 dilakukan guna mengetahui apakah ada manfaat vaksin tersebut.
Fase 2 melibatkan 400 orang relawan di Semarang dan Padang.
Hasilnya menunjukkan vaksin memiliki imunogenisitas yang tinggi.
Menurutnya, keluhan efek samping sangat sedikit. Namun rata-rata merasakan nyeri di tempat suntikan.
"Yang mengalami efek samping sekitar 20 persen ringan, demam jarang, rata-rata nyeri otot di tempat suntikan," ungkapnya.
Setelah fase 1 dan 2, baru dilakukan uji klinis fase 3 saat ini.
Uji klinis fase 3 dilakukan terhadap 4.050 relawan di Indonesia.
Uji klinis fase 3 ditargetkan selesai bulan Agustus mendatang. Dia berharap vaksin Covid-19 BUMN segera mendapat izin edar.
"Kalau aman dan efektif cepat keluar izin edarnya," ujar Yetty.
Yetty menambahkan, pengembangan vaksin Covid-19 belum terlabat. Sebab pandemi Covid-19 sampai saat ini belum selesai.
Menurutnya, Indonesia harus mengembangkan vaksin sendiri sehingga bisa lebih efektif dan terjangkau.
"Kita harus kembangkan vaksin sendiri. Sebagai satu bangsa kita harus mandiri," katanya.
"Kita harus antisipasi jangka panjang, karena kita tidak tahu kapan pandemi berakhir, maka kita kembangkan vaksin," tandasnya.
(*)