Tidak berhutang di rentenir sendiri disampaikan Komang agar menghindari suku bunga yang tinggi.
Selain itu, Komang menghimbau agar melakukan hutang untuk perilaku produktif, alias bermanfaat.
“Usahakan uang yang dihutang mampu diputar di kegiatan usaha, bukan konsumtif atau foya-foya,” tekan Komang.
Terlebih untuk pembelian sepeda motor, atau ponsel pintar lainnya yang kerap kali dilakukan kaum milenial.
lebih dalam, Komang sangat tidak menyarankan untuk berhutang di pinjaman online (pinjol) ilegal.
“Data bisa bocor. Mereka mampu membaca semua kontak, galeri dan data privasi penting lainnya,” ucap Komang.
Sekali pun terpaksa, Komang menyarankan agar melakukan pinjaman di pinjol yang sudah terdaftar di OJK.
“Yang terdaftar di OJK tidak mampu membaca data penting di ponsel, maka tidak akan ada aksi peneroran berlebih,” informasinya.
Dan untuk di 40 persen, disarankan oleh Komang untuk menyisihkan uang demi kebutuhan, bukan keinginan.
“Boleh saja belanja, tetapi yang penting ya seperti membeli bahan baku di pasar dan sebagainya, agar uangnya lebih bermanfaat,” jelasnya.
Karena, menurut Komang untuk pembelian yag memenuhi keinginan mampu ditunda.
“Kalau tidak mampu apa yang kita inginkan, kehidupan kita masih bisa berjalan normal. Bila kita tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka kehidupan kita akan terganggu,” tandasnya.
Khususnya lebih bijak dalam memenuhi kebutuhan, bukan keinginan.
Hingga selesainya pemaparan Komang, berbagai pertanyaan dilempar mahasiswa maupun mahasiswi yang hadir.
Satu di antaranya pertanyaan dari Dinda, “Bagaimana cara kita bisa mengetahui investasi yang valid?”