Laporan Wartawan tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok terletak di Desa Sukamakmur, Lombok Barat.
TPA ini beroperasi sejak 1993 dengan luas kurang lebih 13 hektar. Belakangan, luas TPA Kebon Kongok akan diperlebar lagi namun masih dalam tahap negosiasi dengan warga sekitar.
Kebon Kongok memiliki kapasitas penampungan, antara lain dengan beban ideal 991.800 meter kubik sampah, namun pada tahun 2021, jumlah sampah yang tertampung telah melewati batas ideal yang ditentukan.
Baca juga: Tumpukan Sampah Sudah Melebihi Kapasitas di TPA Kebon Kongok, Usulan Perluasan Ditolak Warga
Baca juga: VIRAL Rekaman Video Call Syur Oknum Pejabat Lombok Utara, Pemda Tunggu Investigasi Polda NTB
Baca juga: Warga Kampung Dekat TPA Kebon Kongok Sulit Mengakses Layanan Pembungan Sampah
Penolakan pelebaran TPA dilakukan warga karena dikhawatirkan akan menimbulkan pencemaran lebih para lagi.
Sebab, saat ini, keberadaan TPA Kebon Kongok tidak hanya mencemari kualtias udara terhadap tiga dusun yang ada di sekitarnya, juga mencemari sungai Babak yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Baik untuk mandi, mencari ikan dan udang, hingga mencari batu dan pasir untuk pembangunan.
M Zaini, warga Kebon Kongok, mengatakan, dulu sebelum sungai tercemar air lindi atau limbah yang berasal dari hasil guyuran hujan ke tumpukan sampah, warga biasanya dapat menemukan udang di balik batu.
“Dulu kalau kita angkat batu, pasti ada udangnya, sekarang sudah enggak ada. Ikan-ikan dan udang sudah mati,” ujarnya.
Karena itu, sambung Zaini, ia bersama warga dari tiga dusun sepakat menolak wacana perluasan TPA dengan dalih berpotensi mencemarkan lingkungan.
“Yang lebih aneh lagi, kita yang tinggak di dekat TPA justru tidak dapat akses masuk ke sana. Jadi kita bakar sampah sendiri,” tuturnya.
TPA Kebon Kongok menampung hingga 400 ton sampah dari Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram tiap harinya.
Lokasinya berjarak 14 KM dari pusat Kota Mataram, atau dapat ditempuh dengan waktu 25 menit ke arah selatan melewati By Pass Gerung.
“Tumpukan sampahnya sudah menjadi bukit. Dan kalau hujan, baunya itu bisa menyebar ke mana-mana,” tandas Zaini.
(*)