Harga Cabai Tembus Rp63 Ribu di Pasar Kebon Roek, Distanbun NTB Imbau Tanam Cabai Sendiri

Penulis: Jimmy Sucipto
Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang cabai, tomat serta kebutuhan pokok lainnya, Toni (45), di Pasar Kebon Roek, Ampenan, Kota Mataram.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Harga kebutuhan pokok di pasar tradisional kian mengkhawatirkan.

Selain telur ayam yang sudah lebih dahulu naik, harga cabai, tomat, kacang panjang naik. 

Seperti cabai harganya sudah menembus Rp63 Ribu per kilogram, tomat Rp15 Ribu, kacang panjang Rp10 Ribu dan beberapa kebutuhan lainnya.

Salah satu pedagang di Pasar Kebon Roek, Ampenan, Kota Mataram, mengakui, jika harga cabai kemungkinan dalam beberapa waktu ke depan akan terus mengalami kenaikan. 

Jika sebelumnya, harga cabai berkisar antara Rp40 Ribu hingga Rp50 Ribu per kilogram, Minggu (5/6/2022) harga cabai sudah menembus Rp63 Ribu per kilogramnya.

‘’Saya hanya mengikuti aturan distributor yang memberikan saya cabai ini, dan saya selebihnya tidak bisa apa-apa,’’ ungkap Toni (45), pedagang di Pasar Kebon Roek.

Baca juga: Mahasiswa Asal Dompu Diduga Cabuli Balita di Kota Bima, Pelaku dan Korban Masih Keluarga

Naiknya harga cabai, akunya, setiap tahun terus terjadi. 

Namun, saat harga mahal, tidak lantas membuat pedagang cabai juga ikut senang, tapi mereka merasakan dampaknya. Diakuinya, pembeli hanya mengetahui harga mahal dari pedagang, padahal, pedagang juga menerima cabai dari petani atau pihak ketiga dengan harga yang mahal.

Selain cabai, harga yang mengalami kenaikan juga adalah tomat, kacang panjang dan komoditi lainnya meski naiknya tidak terlalu signifikan. 

Pihaknya mengharapkan agar harga kebutuhan pokok di pasaran ini kembali normal dan tidak memberatkan pedagang dan juga pembeli. 

‘’Kita diketahuinya menjual dengan harga mahal, tapi kita juga membeli dengan mahal dari petani,’’ tambahnya.

Mahalnya harga cabai ini juga diakui Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB Fathul Gani. 

Baca juga: Band Asal Lombok Isvara Luncurkan Mini Album Berjudul Kelana, Sukses Menyita Perhatian Penonton

Baca juga: Rinjani 100 di Gelar, Race Director Tegaskan Tak ada Penutupan Pendakian

Menurutnya, mahalnya sejumlah komoditas hortikultura akibat cuaca yang kurang bagus belakangan ini. 

Diakuinya, dari koordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian di kabupaten/kota, khususnya di Pulau Lombok, belakangan ini cuaca cenderung hujan, sehingga berpengaruh terhadap komoditas seperti cabai, tomat dan lainnya.

Mengatasi mahalnya harga cabai, pihaknya meminta masyarakat untuk mengurangi pemakaian cabai saat memasak, sehingga tidak terlalu tergantung pada cabai di pasaran. 

“Kurangi pakai cabai. Kalau biasa pakai 4 biji cabai dalam memasak, gunakan 2 biji cabai,” kata Fathul.

Selain itu, masyarakat juga mesti memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam cabai, tomat atau  sayur-sayuran. 

Jika lahannya sempit, bisa menggunakan media pot untuk menanam cabai, tomat dan sayur-sayuran lainnya. 

Artinya, jika terjadi mahalnya kebutuhan pokok, masyarakat bisa memetik cabai, tomat yang ada di lahan pekarangan. 

‘’Ini sesuai dengan program kami saat masih di Dinas Ketahanan Pangan,’’ ujarnya.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seperti Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan atau Bulog dalam mengatasi masalah naiknya harga kebutuhan pokok ini. 

Apakah nanti akan menggelar operasi pasar atau seperti apa bentuknya, masih dilihat perkembangan harga di pasaran.

(*)

Berita Terkini