Oleh karena itu upaya yang dilakukan oleh para dalang dengan berkarya secara virtual, kata Zulkieflimansyah sebagai bentuk upaya bertahan.
Baca juga: Mengenal Tradisi Maleman Masyarakat Sasak Menyambut Lailatul Qadar
Dengan membuat konten perwayangan secara virtual, maka kesenian wayang sasak membuka peluang pasar yang lebih luas.
“Saya kira kita menemukan pasar baru tidak hanya orang sasak yang ada di Lombok tapi di seluruh penjuru Indonesia bahkan di seluruh belahan dunia,” ujarnya.
Sehingga alur cerita atau pesan moral yang disampaikan dalam kesenian wayang sasak bisa dinikmati oleh banyak orang.
(*)