Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA – Masjid Kuno Bayan Beleq terletak di dataran tinggi Lombok, yakni kaki Gunung Rinjani, tepatnya di Desa Bayan, Kecamatan Bayan Lombok Utara.
Masjid ini disebut-sebut sebagai salah satu pintu penyebaran Islam di Lombok pada abad ke-17, dan menjadi masjid tertua di Lombok yang tercatat sejauh ini.
Dedy Ahmad Hermansyah, anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia, Masjid Kuno Bayan Beleq menjadi pertanda eksistensi Islam tidak hanya terpancar di kawasan pesisir, tetapi juga hingga ke tempat terjauh dari pelabuhan.
Baca juga: Tak Sekadar Belanja, Epicentrum Mall Juga Gelar Sholat Tarawih
Baca juga: Pengamanan Mudik Lebaran 2022, Polda NTB Siapkan 1.658 Personel
Berikut Tribunlombok.com telah merangkum, fakta-fakta Masjid Kuno Bayan Beleq di Lombok berdasarkan penelusuran pustaka dan wawancara.
1. Jejak Pengikut Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah seorang tukuh penyebar Islam di pulau Jawa pada abad ke-15. Ia juga dikenal sebagai salah satu dari tokoh Walisongo.
Pengaruhnya yang kuat dengan memadukan Islam dan tradisi di Jawa, membuat Sunan Kalijaga disegani banyak orang hingga memiliki banyak pengikut.
Salah satu pengikutnya bernama Sunan Pengging, yang kelak kemudian pada tahun 1640 datang ke Lombok dan menikah dengan putri dari Kerajaan Parwa.
Dikutip dari cagarbudaya.kemdikbud.go.id (http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2016060600028/masjid-kuno-bayan-beleq), perniakahan Sunan Panggung dengan putri dari kerjaan itu membuat kecewa Raja Gowa dan akhirnya menduduki Lombok.
Sunan Pangging yang dikenal juga dengan sebutan Pangeran Mangkubumi melarikan diri ke Bayan dan membuat daerah itu menjadi pusat kekuatan aliran Islam yang dikenal dengan nama Islam Waktu Telu (Wetu Telu).
Hingga akhirnya, Masjid Kuno Bayan Beleq dibangun oleh seorang penghulu bernama Titi Mas sekaligus orang pertama di Desa Bayan yang memeluk agama Islam.
2. Filosofi Bangunan
Konsep bangunan ini memiliki kesan tradisional dan amat sederhana. Luasnya pun hanya 9 x 9 meter persegi, dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu.
Selain dinding, atap dari Masjid Kuno Bayan Beleq juga tak lepas dari unsur kekayuan. Atapnya berbentuk tumpeng, terdiri dari susunan kayu dan daun-daun kering yang dirangkai hingga berfungsi sebagai atap.