Kisah Mistis di Makam Sunan Sudar: Cerita Warga Lihat Sosok Wanita Kerajaan, Beduk Bunyi Sendiri

Penulis: Patayatul Wahidah
Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ariatuningsih, salah seorang warga Monjok Kebon di depan langgar area Makam Sunan Sudar, Minggu (10/4/2022).

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Patayatul Wahidah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Makam Sunan Sudar rupanya menorehkan beragam kisah bagi warga yang tinggal di sekitarnya.

Makam tersebut terletak di tengah pemukiman Monjok Kebon, Kelurahan Monjok Timur, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.

Makam keramat ini diyakini milik istri dari Raden Garim, seorang tokoh perlawanan masyarakat Sasak melawan penguasa Bali yang berasal dari Desa Darek, Kecamatan Praya Lombok Tengah.

Ariatuningsih, salah seorang warga Monjok Kebon memperkirakan makam ini sudah ada sejak abad-19.

“Dari orang tua dulu sekitar abad-19 katanya,” ujar Ariatuningsih, Minggu (10/4/2022).

Baca juga: Damaikan Warga, Bupati Bima Safari Ramadhan ke Dua Desa Berkonflik

Meskipun tidak tahu siapa nama asli dari pemilik makam tersebut namun ia meyakini jasad yang disemayamkan di lokasi tersebut merupakan sosok wanita dengan paras rupawan.

Sebab dari penuturan Ariatuningsih, tidak sedikit warga yang pernah melihat sosok wanita dengan rambut panjang menggunakan perhiasan dan mahkota seperti yang digunakan bangsawan Jawa.

Kesaksian seorang warga itu diceritakan dari mulut ke mulut hingga tersohor ke seluruh Monjok.

“Perempuan cantik sekali pernah dilihat sepupu saya, rambutnya panjang pakai baju kaya kerajaan itu. Pakai mahkota terus gelang banyak sampai bunyi suara gelangnya,” ujarnya.

Pernyataan Ariatuningsih dibenarkan oleh Idah yang juga merupakan warga Monjok Kebon.

Baca juga: BLT Minyak Goreng Cair di Kota Bima Hari Ini

Sama seperti Ariatuningsih, Idah menceritakan makam keramat yang kerap dikunjungi peziarah ini menyimpan beragam kisah misteri.

Salah satunya kisah bedug yang berada di area Makam Sunan Sudar.

Bedug dengan kayu berwarna pudar serta selaput gendang yang mulai kendor itu disebut Ariatuningsih tidak sembarang orang bisa menggunakannya.

Konon pada malam takbiran di tahun 2021, remaja Monjok Kebon tanpa izin membawa bedug tersebut untuk digunakan saat pawai takbiran.

Halaman
12

Berita Terkini