Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Galan Rezki Waskita.
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Peningkatan harga cabai rawit mulai terlihat menjelang Ramadhan.
Kondisi tersebut merupakan hasil pantauan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Sumbawa.
"Pantauan kami secara tren, ada gejala kenaikan harga di pekan-pekan menuju Ramadhan," kata Iwan Setiawan, Kepala Bagian Perdagangan Diskoperindag Kabupaten Sumbawa.
Kepada Tribunlombok.com (21/3/2022), Iwan menyebut gejala itu sudah bisa terlihat pada pekan ini.
Cabe rawit yang semula berada di angka 65 ribu per kilo kini mencapai harga 70 ribu per kilo.
Namun di kasus cabe ini, kenaikan harga bukan dikarenakan memasuki bulan Ramadhan.
Baca juga: Kasus Pembunuhan di Labuapi, Pelaku Diduga Mantan Suami Korban
Kenaikan harga terjadi karena cabai belum masuk dalam masa panen.
"Jadi ini murni karena musim ya, bukan permainan di pedangnya," kata Iwan.
Sementara yang saat ini bisa diproduksi masih belum cukup banyak.
Hujan lebat akhir-akhir ini juga berpotensi membuat produksi menurun.
Di luar itu, suplay cabe untuk Kabupaten Sumbawa sebagian besar masih bersumber dari Pulau Lombok.
Sumbawa disebut akan mulai memproduksi cabai sekitar bulan Juni mendatang.
Baca juga: Usai MotoGP 2022, Kawasan Mandalika Diterjang Banjir, Ini Titik Lokasi dan Penyebabnya
Baca juga: Buka Musrenbang 2022, Bupati Lombok Timur Ingatkan Program Peningkatan IPM
Pola penanam cabe di Sumbawa saat ini terletak di Lunyuk, Labangka, dan berpindah ke Buer.
Untuk menekan harga di Ramadhan, Diskoperindag berupaya melakukan komunikasi dengan suplayer cabe tersebut.
Sementara itu sinyal peningkatan harga pada telur dan gula juga mengikuti.
Penggunaan telur di bulan Ramadhan meningkatkan sementara produksi terbatas.
Hal serupa juga terjadi pada gula yang notabene didatangkan dari pulau Jawa dan Sumatera.
(*)