Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Melintasi jalan nasional ke Lombok Timur dari Kota Mataram atau sebaliknya, tidak pernah absen dengan keberadaan lapak di tepiannya.
Salah satunya lapak ubi manis Desa Jenggik yang menjadi alternatif untuk berburu kuliner Lombok Timur.
Di sepanjang jalan sekurangnya ada belasan pedagang ubi manis Jenggik yang menggunakan lapak sederhana terbuat dari bambu.
Para pedagang ubi manis ini di Desa Jenggik ini dengan sabar menanti pembeli yang kebanyakan adalah pengendara yang lewat.
Baca juga: Ini Harga Ikan Bakar Pepes Pedas Manis, Kuliner Khas Lingsar yang Terkenal di Lombok Barat
Baca juga: IKABOGA Loteng Ingin Angkat Kuliner Tradisonal Lombok
Baca juga: Kisah Anak di Lombok Timur Idap Kanker Kelenjar Getah Bening Hingga Dapat Bantuan Rujuk ke Bali
Sriwahyuni (30) salah satunya, perempuan yang menjajakan ubi manis Jenggik.
"Pembelinya kebanyakan dari Sumbawa, Bima, sama Dompu, ada juga yang dari Bali, rata rata memang yang dari Pelabuhan Kayangan," ucapnya Minggu (6/3/2022) kepada TribunLombok.com.
Lokasinya yang ada di pinggir jalan raya menambah pemandangan unik perjalanan melewati Desa Jenggik yang termasuk Kecamatan Rarang, Kabupaten Lombok Timur ini.
Sriwahyuni mengeluhkan sepinya pembeli imbas dari musim hujan yang masih melanda Lombok.
"Kalau musim hujan seperti sekarang, harga ubi agak mahal makannya sepi pembeli," bebernya.
"Ya Rp15 ribu per-ikat, kalau musim kemarau 10 ribu per-ikatnya," imbuh dia.
Namun, berbeda saat liburan akhir pekan atau suasana mudik.
Momen itu menjadi primadona para penjual dalam meraup rupiah.
"Biasanya omset paling tinggi itu saat libur lebaran dan musim mudik. Karena bulan kemarin masih berlaku PPKM, omzet sempat menurun, syukurlah sekarang lalu lintas di sini udah mulai ramai kembali, Jadi ada beberapa pengendara yang mampir dan membeli ubi," ujarnya.
Dia berharap, pandemi Covid-19 ini bisa segera usai sehingga ekonomi bisa kembali bangkit dan dia turut mendapatkan berkahnya.
"Harapannya, corona bisa hilang sepenuhnya, karna semakin banyak yang keluar akan semakin banyak juga yang mampir," pungkasnya.
(*)