Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Haji Bambang Kristiono (HBK), anggota DPR RI dari Dapil NTB-2/Pulau Lombok, tunaikan kewajiban kepada masyarakat di Pulau Seribu Masjid, Lombok.
Membantu masyarakat, kata HBK merupakan tanggung jawab tersendiri yang ia emban sebagai wakil rakyat.
Anggota dewan yang dikenal tegas ini memanfaatkan masa reses di masa sidang ke-3 tahun 2021/2022 untuk membantu masyarakat di Pulau Lombok.
Baca juga: Lombok FC Terbentuk Setelah Klub Garuda Muda Diakuisisi HBK, Ditargetkan Tembus Liga 1
Baca juga: Dalam Waktu Dekat, Partai Gerindra Deklarasikan Prabowo Jadi Calon Presiden 2024
Tak ingin membuang waktu lama, dua tempat sekaligus didatangi HBK pada hari yang sama.
Pada Kamis (3/3/2022), HBK mendatangi masyarakat di Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, untuk menyerahkan Bantuan Sosial Perumahan Swadaya bagi warga yang tidak mampu.
Tak berhenti di situ, pada hari yang sama, HBK juga menyalurkan bantuan paket sembako di Kec. Batukliang Utara, Kab. Lombok Tengah.
“Bantuan perbaikan rumah melalui program Bantuan Sosial Perumahan Swadaya (BSPS) ini adalah bagian dari tanggung jawab saya untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung di Pulau Lombok,” kata HBK.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini mengatakan, di Kec. Batulayar, dirinya memperjuangkan bantuan BSPS atau yang biasa disebut program bedah rumah dengan menyasar 50 rumah warga.
Program ini secara khusus diperjuangkan HBK ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Warga yang mendapat program bantuan bedah rumah ini bermukim di lima Desa yang ada di Kec. Batulayar, masing-masing Desa Batulayar, Desa Senggigi, Desa Batulayar Barat, Desa Sandik, dan Desa Bengkaung.
Reses Jadi Momen Dengarkan Curhatan Rakyat
HBK menjelaskan, program BSPS ini diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan dalam peningkatan kualitas rumahnya beserta prasarana, sarana dan utilitas umumnya.
Program ini termasuk program padat karya tunai yang melibatkan banyak tenaga kerja.
Mulai dari Tenaga Fasilitator Lapangan, Koordinator Fasilitator, dan tenaga tukang yang diambil dari penduduk setempat.