Sehingga ia hanya mampu memproduksi 10 kilogram per hari, tidak lebih meskipun permintaan membeludak.
Juliadin warga Kecamatan Donggo mengaku ketagihan makan bakso tulang di Matakando tersebut.
"Ini kedua kalinya saya makan, setelah sebelumnya diajak temen dan saya langsung ketagihan," akunya.
Yang paling membuat Juliadin ketagihan, rasa kuah yang kental dengan rasa tulang dan tidak terdapat lemak.
"Di tempat lain, biasanya selalu saja ada lemak yang nyangkut di mulut ketika makan. Kalau di sini, tidak ada sama sekali. Malah tulangnya krenyes dikunyah," ujarnya.
Pelanggan lainnya, Darus mengaku setiap kali ada tamunya yang datang dari luar kota, maka tempat bakso yang ditawarinya adalah bakso Matakando ini.
"Karena memang rasanya beda, terutama kuah dan tulangnya," ungkap Darus, warga Penatoi, Kota Bima ini.
Ia mengatakan, tidak sulit mendapatkan bakso-bakso enak di Kota Bima.
Selera warganya sebagai penikmat bakso sangat tinggi membuat pedagang bakso terus berinovasi menciptakan menu-menu baru.
(*)