Kondisi Stadion Atletik di Kota Bima Tidak Terawat, Atlet Terancam Cedera

Penulis: Atina
Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Stadion Atletik Manggemaci Kota Bima, yang kini memprihatinkan dan tidak layak lagi. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Sejak dibangun lima tahun lalu, yakni tahun 2017 hingga saat ini, stadion atletik yang dimiliki Kota Bima tidak terawat. 

Pantauan TribunLombok.com pada Kamis (17/2/2022), terlihat kondisi running track pada lintasan sudah dipenuhi rerumputan. 

Hanya sedikit bagian dari running track, yang masih terlihat tanahnya. 

Batu-batu bermunculan, sehingga berpotensi membahayakan pengguna. 

Pagar stadion dirayapi tumbuhan liar, menampilkan kesan kumuh pada stadion yang terletak di tengah pusat Kota Bima ini. 

Belum lagi, sampah berserakan di mana-mana karena tidak ada fasilitas tempat pembuangan sampah. 

Padahal, stadion ini diapit ruang terbuka publik yang ramai dikunjungi tapi terlihat kontras dengan kondisinya yang tidak terawat. 

Baca juga: Pandemi Covid-19, Nasib Ratusan CJH di Kota Bima Tak Jelas, Belasan Sudah Meninggal Dunia

Baca juga: Diskoperindag Kota Bima Merasa Dibohongi Oknum Distributor Minyak Goreng

Hingga saat ini, stadion atletik yang terletak di Kelurahan Manggemaci Kota Bima itu, aktif digunakan para atlet untuk latihan. 

Tidak hanya atlet pelari, tapi juga ada banyak atlet dari cabang olahraga (cabor) lain yang menggunakan. 

Seperti sepak bola, bola volly hingga sepak takraw. 

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bima, Ferry Sofiyan yang dikonfirmasi mengakui kondisi stadion yang saat ini, jauh dari kata layak. 

"Bahayanya memang, atlet yang latihan di stadion akan mengalami cidera karena kondisi lintasan yang tidak layak," akunya, ketika dihubungi TribunLombok.com

Kondisi Stadion Atletik Manggemaci Kota Bima, yang kini memprihatinkan dan tidak layak lagi. (TribunLombok.com/Atina)

Pria yang juga Wakil Wali Kota Bima ini mengatakan, status stadion belum menjadi aset KONI Kota Bima. 

"Belum ada serah terima, dari pemerintah daerah ke KONI. Tapi KONI tetap lakukan perawatan, meskipun sekedarnya karena anggaran terbatas," beber Ferry. 

Selama ini jelas Ferry, pihaknya pernah mengajak beberapa OPD untuk menyiasati anggaran yang terbatas. 

Seperti merangkul DLH, untuk mengeruk sedimentasi pada lintasan. 

Masalah lain yang dihadapi, masyarakat yang kerap menggunakan kendaraan roda empat masuk ke dalam stadion. 

Ini menyebabkan, graver pada lintasan tenggelam mengendap ke tanah. 

"Graver itu, pembatas lintasan yang kami buat dari batu bata yang dihaluskan. Sekarang sudah tidak ada karena diinjak kendaraan," ungkap orang nomor dua di Kota Bima ini. 

Kekurangan lainnya sebut Ferry, tidak adanya drainase di sekeliling stadion. 

Baca juga: Ratusan Pelajar di Kota Bima Ikuti Seleksi Paskibraka NTB dan Nasional

Ketika hujan, air tergenang di dalam lapangan stadion sehingga membentuk sedimentasi. 

"Rumput tumbuh, seperti yang terlihat seperti sekarang ini," ujar Ferry. 

Politisi PAN ini mengaku, meski bukan aset KONI tapi karena stadion digunakan oleh para atlet latihan, maka harus dirawat dengan anggaran yang ada. 

"Hanya ada biaya kebersihan saja. Selebihnya kami lakukan swadaya, demi para atlet," tambahnya. 

Ditanya anggaran yang dibutuhkan untuk permak stadion, Ferry menyebut angka yang cukup besar. 

Jika hanya lintasan, maka membutuhkan anggaran minimal Rp 1,5 miliar. 

Namun jika ingin melengkapinya sesuai standar nasional, maka butuh anggaran Rp 2 miliar lebih. 

"Panjang lintasannya saja masih kurang empat puluh meteran, baru bisa disebut stadion profesional," tandas Ferry. 

(*) 
 

Berita Terkini