Kedatangan petugas untuk mengamankan proses pengukuran tangan untuk pembangunan Waduk Bener.
Baca juga: Konflik di Desa Wadas Disorot, Ganjar Pranowo Minta Maaf: Mungkin Ada Kekerasan, Tak Mengamankan
Baca juga: Heboh Polisi Kepung Desa Wadas di Purworejo, Beberapa Warga Ditangkap, Berikut Awal Mula Masalahnya
Selain itu, sejumlah warga Desa Wadas juga mengaku mendapatkan teror dari orang yang tidak dikenal.
Salah satunya pria bernama Susanto.
Teror yang dialami Susanto diceritakan oleh anaknya, Nurhayati.
Ia menyebutkan ayahnya terpaksa pindah rumah dari Randu Parang setelah diketahui lobang kunci pintu di lem sehingga tak bisa masuk.
Baca juga: Bendungan Bener Ditolak Warga Wadas, Muncul Polemik tentang Ganti Rugi hingga Bentuk Intimidasi
"Karena beliau takut, saya mengajak ayah untuk tinggal di rumahnya di Desa Kali Urip," jelasnya, Selasa (9/11/2021).
Teror berbeda juga dialami Sabar.
Dia mendapatkan teror berupa sepeda motor barunya dimasuki garam dan pasir yang menyebabkan rusak parah.
"Itu saya alami setelah pulang dari menghadiri sidang PTUN Semarang. Saat itu saya menjadi saksi," terangnya.
Penjelasan pihak Kades Wadas
Kejadian tersebut dibenarkan Kades Wadas, Fachri.
Banyak warga yang pro pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Waduk Bener menerima teror dari oknum tertentu dan sudah terjadi kurang lebih setahun.
"Teror mulai pengancaman dengan senjata tajam, pengucilan sosial hingga pengrusakan fisik. Saya sendiri pun juga diteror," paparnya.
Menurutnya, mayoritas warga Wadas sudah setuju dan siap melepaskan lahan untuk pembangunan waduk.
"Dari 429 pemilik lahan, 350 sudah siap pembebasan tanah. Itu sudah lebih dari 80 persen warga," tuturnya.
Ia menyesalkan adanya teror sesama warga yang diduga dibantu oleh orang luar Wadas.
Pihaknya berharap patroli oleh aparat digencarkan di seluruh wilayah Wadas.
"Ada empat pintu masuk desa Wadas.
Tapi kelompok kontra menjaga tiga pintu masuk desa agar aparat tak bisa patroli.
Bahkan saat bhabinkamtibmas dicegat dulu, ada beberapa orang pelakunya bukan orang Wadas," imbuhnya.
Fachri berharap kondisi tersebut segera membaik dan perselisihan antara warga pro dan kontra tidak berlarut-larut.
Dia meminta pihak luar tidak memperkeruh situasi di Wadas.
"Perihal proyek tersebut mengganggu sumber air warga dan sebagainya, itu tidak benar.
Sudah ada penelitian dari UGM soal itu," tandasnya.
(TribunJateng.com/Rahdyan Trijoko Pamungkas) (TribunLombok)