Kendati bisa mendapatkan omzet hingga ratusan ribu, menurut Mariniati, selama pandemi Covid-19 pengunjung semakin berkurang.
Baca juga: Jelang MotoGP Mandalika, Dispar NTB Angkat Potensi Wisata Lokal Melalui Travel Mart
Pendapat senada disampaikan pihak pengelola Taman Wisata Alam Suranadi, Narinah.
Dari pengamatannya, pengunjung yang dulunya bisa mencapai empat ratus orang, kini kisaran 50-100 orang.
“Selama sebelas tahun saya bertugas di sini, baru pas pandemi ini benar-benar terasa sepi,” kenangnya.
Dia menyebutkan, kawasan taman wisata alam tempatnya bertugas memiliki luas sebesar 52 hektare.
Diakui Narinah, taman wisata alam Narmada rutin mendapatkan perawatan walaupun sepi pengunjung.
Namun beberapa bagian seperti fasiltias penunjang berupa toilet dan tempat kemah seringkali luput dari pengawasan hingga tampak terbengkalai.
“Dulu harga masuk tiket cuma Rp 2 ribu, sekarang sudah Rp 5 ribu, hitungannya masih murah, tapi jarang ada yang mau masuk. Kecuali mahasiswa-mahasiswa yang sering pinjam tempat buat acara-acara,” tandasnya.
Kedatati demikian, belum ada agenda promosi yang dilakukan pihak Taman Wisata Suradani.
“Orang ke sini kan mau nikmati suasana yang sejuk. Mereka tahu dari mulut ke mulut saja, cerita teman-temannya,” ujarnya.
Narinah menambahkan sambil bergurau, di kala pengunjung semakin berkurang jusru monyet semakin banyak.
“Tapi monyetnya makin banyak, ada mungkin sudah lima ratusan ekor lebih,” pungkasnya.
Monyet merupakan salah satu jenis satwa yang banyak ditemui di Taman Wisata Alam Suranadi, Lombok Barat.
(*)