Yokoi dilahirkan di Nagoya, 31 Maret 1915. Ia dibesarkan oleh ibu dan ayah tirinya. Pada 1941, pada usia 26, ketika dia bekerja sebagai penjahit magang, dia wajib militer ke dalam Tentara Kekaisaran.
Prajurit Urusan Logistik
Yokoi ditugaskan di Divisi ke-29 di Manchuria, di timur laut Cina. Dia menghabiskan tiga tahun bekerja di bidang logistik, di mana dia dibenci rekan-rekan infanterinya, yang menganggap remeh personel logistik dan dianggap beban bagi para petempur.
Prof Hatashin mengenang, “Tentara Kekaisaran Jepang benar-benar memperlakukan logistik dengan sangat buruk. Ada pepatah yang mengatakan prajurit logistik lebih rendah daripada kuda dan banteng dalam hal kekuatan fisik, sehingga mereka berada di bawah hewan dalam hal status.”
“Tetapi karena keadaan mengerikan yang dihadapi tentara, dengan kekurangan tentara menjelang akhir perang, terutama dalam mempertahankan Guam, pemerintah Jepang memutuskan semua petugas logistik harus dilengkapi lebih banyak amunisi dan harus berperang sebagai tentara,” jelasnya.
“Semua infanteri lain menganggap ini mengganggu, dan mereka bertanya-tanya, “Mengapa kita harus bertarung di level sama dengan petugas logistik? Mereka lebih rendah dari kita!” kata Hatashin.
Jadi, menurutnya ada hubungan yang sangat buruk di antara para prajurit Jepang kala itu.
Pada Februari 1944, ketika Jepang berusaha untuk menopang pertahanannya di Guam, bekas wilayah AS yang telah didudukinya selama tiga tahun, Sersan. Yokoi diperintahkan untuk siap dikirim.
Dia diberitahu akan dikerahkan ke tujuan rahasia, dan dengan tergesa-gesa diangkut ke atas kapal pengangkut pasukan tanpa tahu apa yang ada di depan. Kapal itu menuju Guam.
Meskipun populasinya kecil yaitu 20.000 orang, pulau itu sangat penting secara strategis. Jepang merebutnya pada Desember 1941, dimulai serangan udara di ibu kota, Hagåtña.
INi hanya beberapa jam setelah serangannya terhadap armada AS di Pearl Harbor di Hawaii, sekitar 3.800 mil jauhnya.
Hanya dalam tiga hari, Tentara Kekaisaran menyerbu wilayah AS, melancarkan pembantaian yang menewaskan 600 orang dan memastikan penduduk setempat membenci pasukan pendudukan selama sisa pendudukan.
Ini adalah lingkungan di mana Sersan Yokoi mendarat pada Februari 1944. Dia segera ditugaskan ke korps pasokan garnisun angkatan laut Jepang.
Namun, Amerika, yang marah dengan pemboman Pearl Harbor dan terkejut karena diusir dari Guam, telah terkonsolidasi kembali kekuatannya.
Pada Juli tahun itu, dalam upaya untuk merebut kembali Guam, mereka meluncurkan salah satu pemboman angkatan laut pra-serangan yang paling menghancurkan dalam Perang Dunia II. Di hadapan 55.000 tentara AS, Jepang segera dikalahkan.