Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM - Tampak hari itu Bain, kelihatan sedang duduk istirahat sambil menunggu pembeli di sekitar kawasan Sirkuit Mandalika.
Sambil bermain game favoritnya ia kelihatan sangat lesu karena seharian ini menjajakan barang dagangannya.
Apalagi cuaca yang begitu terik di kawasan Mandalika membuatnya tampak kusam.
Pria yang bernama lengkap Bain ini memang merupakan penjual yang sudah lama berjualan di sekitar kawasan Sirkuit Mandalika.
Baca juga: Pedagang Tuak Manis di Pusuk Pass Berharap Bisa Cicipi Berkah MotoGP Mandalika 2022
Ia mengaku berjualan di sekitar kawasan Sirkuit Mandalika sejak tahun 2017.
Ini berarti ia sudah menjajakan barang dagangannya sudah 5 tahun.
Ia menjual dagangannya dengan cara berpindah-pindah ke tempat di mana para wisatawan berkumpul.
Pada siang hari, Bain biasanya menjajakan barang dagangannya di bawah pohon rindang di Pantai Kuta Mandalika.
Baca juga: Masjid Nurul Bilad, Destinasi Wisata Religi di Kawasan Sirkuit Mandalika
"Iya mas. Saya itu jualannya dari satu tempat ke tempat yang lain. Dari Pantai Kuta hingga pantai Benjon. Di mana ada tempat yang ramai disitu saya datang," ujar Bain saat ditemui langsung Rabu (26/1/2022).
Namun jika melihat para wisatawan datang ia segera menuju ke lokasi tempat wisawatan tersebut.
Saat sore hari ia biasanya berada di spot selfie Pantai Kuta Mandalika
Bain menjual jenis kaos Lombok untuk oleh-oleh. Kaos Lombok berkualitas distro atau yang berbahan katun.
Untuk yang berbahan katun ia menjualnya dengan harga Rp 80-100 ribu per buah.
Sementara untuk yang tidak berbahan katun ia jual dengan lebih murah, ia mulai menjualnya dengan harga Rp 100 ribu bisa mendapatkan 3 buah kaos.
Selain itu terdapat berbagai jenis ukuran mulai dari orang dewasa dewasa sampai anak kecil sampai balita. Terdapat pakaian yang atasannya saja dan terdapat juga satu setel baju.
Kepada Tribunlombok.com pria yang berasal dari Rembitan, Pujut ini mengatakan jika hari ini jualannya lumayan. "Alhamdulillah hari ini ada rezeki walaupun masih sedikit" tambahnya.
Bain mengaku akibat dari dampak covid-19 pengunjung jadi sepi. Hanya tamu dari Lombok saja yang datang sementara dari luar daerah Lombok itu masih sangat jarang. Daya beli wisatawan dari luar Lombok biasanya lebih kuat dibandingkan dengan wisatawan yang berasal dari Lombok.
"Kalau pandemi seperti ini dapat Rp 100-150 per hari tapi ya kadang-kadang tidak ada" jelasnya sambil merapikan barang dagangannyanya karena menjelang Maghrib ia mau pulang.
Namun ia bersyukur karena event WSBK dan IATC pengunjung yang datang jadi ramai. Namun sekarang selesai WSBK sudah sepi kembali. Ia menyampaikan pada saat tes pra-musim dan pegelaran event MotoGP Maret pasti akan ramai pengunjung.
Bain menjajakan barang dagangannya dengan sistem grosir. Saat sore hari ia biasanya menyetorkan hasil dagangannya kepada pemilik barang.
Ia biasanya menyetor hasil jualannya saat menjelang Maghrib.
Namun sebelum berjualan harga barang sudah ditentukan oleh pemilik barang sehingga ia bisa menyesuaikan harga barang dagangannya agar bisa mendapatkan keuntungan.
(*)