Seusai Saham Rp 92 M Kaesang, Suntikan Dana Rp 71 M Es Doger Gibran Disorot, Anak Jokowi: 'Wes Suwe'

Editor: Irsan Yamananda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming, ketika meresmikan gerai Goola di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (5/7/2019).

TRIBUNLOMBOK.COM - Nama dua anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, tengah menjadi sorotan.

Pasalnya, mereka baru saja dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh salah satu aktivis sekaligus dosen UNJ.

Seusai laporan tersebut viral, publik mulai menyoroti pembelian saham Rp 92 miliar yang dilakukan Kaesang.

Kini, giliran sang kakak yang disorot.

Lebih tepatnya bisnis es doger Gibran yang bernama Goola.

Semua bermula dari unggahan pakar Information Technology (IT), Sammy Notaslimboy.

Baca juga: Laporkan Kaesang & Gibran ke KPK, Ubeidillah Soroti Pembelian Saham Anak Jokowi Senilai Rp 92 Miliar

Baca juga: Dilaporkan ke KPK, Gibran Rakabuming Tantang Pelapor untuk Membuktikan: Ngopo Melaporkan Balik?

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. (TribunSolo.com/Fristin Intan Sulistyowati)

Ia mencurigai suntikan dana Rp 71 miliar yang mengalir ke salah satu usaha Gibran.

Dia mengungkapkan, kecurigaannya melalui akun twitter @NATASLIMBOY pada Rabu (12/1/2022).

Dalam cuitannya bertuliskan:

Bisnis ginian yang terhitung baru, dapat suntikan dana 71 M, sepertinya janggal dan orang-orang hanya males masalahin aja. Jadi kalau ada yg gerak laporin KPK, yg gak ujug-ujus juga. Kebanyakan orang, ya males repot 

Baca juga: Dampak Klaster Covid-19 PTM di Solo, 5 SD Ditutup Sementara, Gibran Rakabuming: Standarnya 2 Pekan

Dalam cuitannya itu, Sammy Nataslomboy menyertakan potongan gambar sebuah artikel pada Agustus 2019 lalu.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, suntikan dana itu sudah lama.

"Kok baru pie to? Kui wes suwe (Kok baru bagaimana? Itu sudah lama)," kata Gibran, Selasa (18/1/2022).

"Itu kan dari VC (Venture Capital), memang kayak gitu cara kerjanya," ujarnya.

Gibran mengatakan, hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa dalam bidang bisnis.

"Mangkokku duite luweh gede meneh. Engko kaget meneh. Gede pokoke. Bisnis ya kayak gitu (Mangkokku uangnya lebih besar lagi. Nanti kaget. Pokoknya besar. Bisnus ya kayak gitu)," ucapnya.

"Kalau janggal, janggale apa. Kalau golek-golek (cari-cari) kesalahan buat alat politik, ra ono enteke (tidak ada habisnya)," ucapnya.

Kucuran dana itu, tidak digunakan untuk membuka franchise.

Namun digunakan untuk pembukaan cabang.

Dia menegaskan, hal tersebut hal yang wajar di dunia bisnis. Apalagi es dogernya satu grub dengan Kopi Kenangan.

"Duite kan ra mlebu aku, duite kan mlebu perusahaan. Apa yang dimasalahkan? Ra ono enteke kalau cuma golek kesalahan, (Uangnya kan tidak masuk di saya, uangnya kan masuk ke perusahaan. Apa yang dimasalahkan? Tidak ada habisnya kalau cuma cari-cari kesalahan)," pungkasnya seperti dikutip dari TribunSolo.com dengan judul Bisnis Es Dogernya Disorot Pakar IT, Gibran Buka Suara: Tidak Ada Habisnya Kalau Cuma Cari Kesalahan.

Saham 92 Miliar

Nama dua anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep tengah menjadi sorotan.

Pasalnya, mereka dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mereka diduga melakukan praktik KKN terhadap relasi bisnis.

Adapun pelapornya bernama Ubeidillah Badrun.

Ia berprofesi sebagai dosen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Kini, Ubeidillah angkat bicara mengenai laporannya tersebut.

Baca juga: Kaesang Pangarep Jadi Komisaris RANS Entertainment, Adik Gibran Ungkap Tugasnya: Saya Sih Simpel Aja

Baca juga: Dilaporkan ke KPK, Gibran Rakabuming Tantang Pelapor untuk Membuktikan: Ngopo Melaporkan Balik?

Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang juga aktivis 98, Ubedilah Badrun di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (10/1/2022). (Irfan Kamil)

Menurutnya, ada sejumlah kejanggalan terkait arus dana dalam perusahaan yang dikelola kedua putra Jokowi tersebut.

Selain itu, ia menyebut relasi bisnis Kaesang dan Gibran ada kaitannya dengan pembakaran hutan dan pencucian uang.

Ia kemudian menjelaskan lebih detail terkait dugaan pencucian uang yang dimaksud.

Ubeidillah menambahkan, perusahaan milik Kaesang itu relatif masih sangat baru.

Baca juga: Dampak Klaster Covid-19 PTM di Solo, 5 SD Ditutup Sementara, Gibran Rakabuming: Standarnya 2 Pekan

Namun,  perusahaan itu  justru mendapatkan pendanaan dengan angka fantastis dari sebuah perusaan ventura. 

Hal lain yang disoroti pelapor adalah pembelian saham di sebuah perusahaan dengan nilai transaksi Rp 92 miliar. 

Pembelian saham Rp 92 miliar

Seperti diketahui, pada November tahun lalu, Kaesang Pangarep memang tercatat sempat memborong saham PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), sebuah perusahaan yang memproduksi makanan beku berbasis udang. 

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), total saham yang dibeli Kaesang Pangarep yakni 188,24 juta lembar saham atau sekitar 8 persen dari total keseluruhan saham yang ditempatkan di perseroan. 

Apabila mengacu pada harga saham PMMP per lembarnya Rp 490, maka nilai transaksinya cukup mencengangkan, yakni mencapai Rp 92,2 miliar. 

"Kami menyambut baik adanya kerja sama strategis ini untuk meningkatkan penetrasi pasar lokal perseroan, khususnya pada sektor UMKM," kata Direktur Utama PMMP Martinus Soesilo dalam keterangan tertulis. 

Kaesang Pangarep membeli saham di PT Panca Mitra Multiperdana Tbk melalui perusahaan miliknya, PT Harapan Bangsa Kita atau yang lebih dikenal dengan GK Hebat.

Seperti diketahui, GK Hebat adalah perusahaan di bidang pengolahan makanan dan minuman yang menjadi platform akselerator UMKM yang didirikan pada tahun 2019 lalu. Di GK Hebat, Kaesang menjabat sebagai CEO & Co-Founder.

Beberapa merek yang berada di bawah kendali GK Hebat antara lain Sang Pisang, Ternak Kopi, Yang Ayam, Lets Toast, Enigma Camp, dan Siap Mas. 

Baca juga: Gibran Tunda Penyelenggaraan Piala Wali Kota Solo 2021 setelah Dapat Telepon dari Ganjar Pranowo

Tentang PT Panca Mitra Multiperdana Tbk

PMMP adalah perusahaan di sektor pengolahan makanan beku berbasis udang.

Perusahaan itu didirikan pada 1997 dan mulai beroperasi secara penuh pada 2004 dengan memiliki fasilitas produksi yang berlokasi di Situbondo, Jawa Timur.

Bisnis terus berkembang pesat hingga kini Panca Mitra Multiperdana disebut jadi salah satu eksportir udang terbesar di Indonesia dengan jumlah volume tonase ekspor udang nomor 2 terbesar di Indonesia pada 2020.

Tujuan ekspor utamanya adalah ke Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

Sebagai informasi, dalam laporannya ke KPK, Ubedillah mengklaim turut menyertakan dokumen yang memaparkan dugaannya itu.

Dia menghubungkan tentang adanya perusahaan PT BMH yang dimiliki grup bisnis PT SM terjerat kasus kebakaran hutan tetapi kasusnya tidak jelas penanganannya.

Lantas, di sisi lain, grup bisnis itu disebut Ubedillah mengucurkan investasi ke perusahaan yang dimiliki Kaesang dan Gibran. 

Ubedillah Badrun pun mengaitkan antara urusan bisnis itu dan perkara perusahaan yang pengusutan hukumnya tidak jelas karena adanya konflik kepentingan (conflict of interest) seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Ini Pembelian Saham Rp 92 Miliar yang Bikin Kaesang Dilaporkan ke KPK".

(TribunSolo/ Agil Trisetiawan)

Berita Terkini