Banyak PMI Tewas, Ketua DPRD NTB Desak Pembenahan Menyeluruh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPRD NTB Hj Baiq Isvie Rupaeda prihatin banyak PMI NTB tewas

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj Baiq Isvie Rupaeda, prihatin dengan banyaknya Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal NTB menjadi korban dalam kecelakaan kapal di Malaysia.

”Ini tidak boleh terjadi lagi. Cukup menjadi pembelajaran bagi kita,” kata Isvie Rupaeda, Selasa (4/1/2022).

Dalam tragedi kapal karam di Johor Bahru, Malaysia 15 Desember 2021 lalu, terindentifikasi sebanyak 14 orang PMI asal NTB meninggal dunia.

Kapal yang membawa 50 orang calon PMI tersebut karam saat hendak berlabuh di Johor Baru.

Baca juga: NTB Sepakati 3 Langkah Cegah PMI Non Prosedural

Kasus tersebut bukan yang pertama kali terjadi. Tapi merupakan kejadian kesekian kalinya.

Terulangnya kasus serupa membuat politisi Partai Golkar ini sangat prihatin dan miris mendengar warga NTB kehilangan nyawa demi mencari sesuap nasi ke negeri orang.

Pemerintah daerah dan pemerintah pusat, serta para pihak terkait menurut Isvie harus melakukan evaluasi besar-besaran dalam penanganan PMI di NTB.

Pemerintah melalui lembaga terkait harus membenahi pelayanan terhadap warga yang ingin bekerja ke luar negeri.

Baca juga: Tiga Jenazah PMI Korban Kapal Karam di Malaysia Tiba di Lombok    

Jangan sampai mereka lebih memilih bekerja ke luar negeri melalui jalur yang tidak sah alias ilegal.

”Mudahkan birokrasi (prosedur pengiriman), jangan sampai soal birokrasi membuat orang-orang lebih senang jalan-jalan ilegal,” katanya.

Pembenahan pelayanan terhadap pengiriman dan penempatan PMI sangat penting. ”Harus membenahi secara menyeluruh,” kata politisi asal Lombok Timur ini.

Terpisah, Pemerintah Provinsi NTB bersama kabupaten/kota dan pemerintah desa menyusun rencana aksi bersama mencegah pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural.

Masing-masing pihak sepakat memperketat aturan untuk mencegah PMI non prosedural.

Langkah-langkah strategis akan dilakukan secara bersama-sama. Dari tingkat desa hingga provinsi.

Langkah itu dirumuskan dalam rapat koordinasi penanganan dan pencegahan PMI unprosedural, sekaligus penyusunan rencana aksi program zero unprosedural, Kamis (23/12/2021).

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertans) NTB I Gede Putu mengatakan, dalam rapat itu mereka menyepakati tiga langkah kongkrit untuk melakukan pencegahan bersama.

Pertama, forum kepala desa siap memberikan informasi kepada masyarakat tentang pasar kerja di luar negeri.

Mulai dari negara tujuan yang buka, P3MI yang resmi, dan job order yang berlaku.

Kedua, sosialisasi secara masif dilakukan di setiap desa tentang pasar kerja, termasuk melibatkan para kader posyandu.

Sedangkan di tiap-tiap kecamatan akan dikoordinir oleh ketua APJATI (Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia) dan ASPATAKI (Asosiasi Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia).

Baca juga: Tujuh PMI Tewas Insiden Kapal Karam di Malaysia Berasal dari NTB, Pemulangan Bertahap

Ketiga, setiap PT akan dibekali oleh KTA dan surat tugas dari P3MI sehingga kades tidak lagi was-was memberikan izin untuk berangkat.

Dalam pertemuan yg dihadiri juga oleh para pengawas dan pejabat pengantar kerja.

Telah disepakati pula bahwa untuk melaksanakan ketiga aksi nyata itu akan dibentuk Satgas PPMI di tiap kabupaten/kota hingga desa.

(*)

Berita Terkini